Forpi Sleman soroti rapat paripurna DPRD di hotel

id DPRD Sleman

Forpi Sleman soroti rapat paripurna DPRD di hotel

Ilustrasi - ruang rapat paripurna (istimewa)

Sleman (ANTARA) - Forum Pemantau Independen (Forpi) Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyoroti pelaksanaan rapat paripurna DPRD Sleman yang diadakan di hotel dengan alasan gedung dewan telah dikosongkan karena akan direnovasi dalam waktu dekat.

"Dalam satu bulan ini sudah dua kali rapat paripurna DPRD Sleman yang dilangsungkan di hotel. Ini kurang elegan untuk dilakukan oleh para anggota dewan karena merupakan pemborosan anggaran," kata anggota Forpi Kabupaten Sleman Hempri Suyatna di Sleman, Minggu.

Menurut dia, anggaran untuk paripurna itu bisa diefisiensi jika dilakukan di lingkungan Pemerintah Kabupaten Sleman.

"Pemkab Sleman kan sebenarnya memiliki gedung-gedung yang juga representatif untuk pelaksanaan rapat paripurna," katanya.

Ia mengatakan, gedung-gedung di Pemkab Sleman cukup representatif untuk menyelenggarakan paripurna.

"Rapat paripurna dewan bisa diselenggarakan di aula lantai tiga Sekda Sleman atau di aula Bappeda. Beberapa ruang itu masih representatif untuk rapat," katanya.

Hempri juga mempertanyakan pemilihan hotel sebagai tempat untuk menyelenggarakan rapat paripurna. Sebenarnya jika dewan ingin menunjukkan kesan merakyat, dapat juga menggunakan fasilitas yang ada di desa.

"Ini akan lebih merakyat dan mengena, kesannya bukan pemborosan anggaran," katanya.

Gedung DPRD Kabupaten Sleman memang saat ini sudah dikosongkan, dan rencananya akan dibongkar tahun ini.

Proses pengerjaannya memakan waktu hingga dua tahun, sehingga kegiatan para anggota dewan pindah untuk sementara waktu.

Kantor fraksi dan pimpinan dewan, saat ini meminjam tempat di Gedung Arsip Dinas Penanaman Modal Perizinan dan Pelayanan Terpadu (DPMPPT) Kabupaten Sleman. Sedangkan untuk sekretariat dewan menempati gedung baru di belakang gedung dewan lama.

Untuk rapat baik rapat komisi maupun rapat paripurna, saat ini masih berpindah-pindah, dan dua kali rapat paripurna terakhir diadakan di hotel.

Sedangkan beberapa anggota dewan juga tidak setuju jika rapat paripurna pindah di hotel.

Anggota DPRD Sleman dari PPP Untung Basuki mengatakan kantor DPRD merupakan rumah bagi wakil rakyat.

"Bagaimanapun kondisinya seharusnya paripurna juga jangan di hotel tapi di kantor DPRD, karena di sana terdapat harkat dan martabat anggota dewan," katanya.

Ia mengatakan, jika lokasi untuk rapat tidak dekat dengan kantor akan berpengaruh terhadap kinerja. Seharusnya, untuk rapat bisa dengan mencari ruang kosong yang ada di Pemkab Sleman.

"Kalau seperti ini jadi tidak boros, dekat dengan kantor, karena dekat waktu jadi bisa lebih efektif dan efisien," katanya.

Untung Basuki juga mempertanyakan pemindahan kantor untuk fraksi dan pimpinan. Sedangkan untuk sekretariat dewan justru tetap di gedung lama.

"Ini pindahnya dua tahun sedangkan sekretariat tetap, aktivitas DPRD seharusnya di kantor, kalau seperti ini pasti akan kacau dan bingung. Kenapa tidak sekretariat yang pindah," katanya.

Ia meminta khusus untuk ruang paripurna agar bisa ditinjau ulang. Sebab, ruangan paripurna memiliki nilai sejarah panjang.

"Itu dibangun bersamaan dengan Masjid Agung. Selain itu ruang paripurna menjadi bangunan tanpa tiang pancang pertama, kalau bisa saya minta ditinjau dan jangan dirobohkan untuk menjaga nilai sejarah," katanya.

Kepala Bagian Umum Sekretariat DPRD Sleman Lasiman mengatakan untuk ke depan rapat paripurna dewan akan dilakukan di Aula 3 Sekda Sleman dan Aula Bappeda Sleman.

"Rapat paripurna di hotel karena seluruh ruang di Pemkab Sleman penuh. Selanjutnya rapat akan diadakan di ruang yang ada di Pemkab Sleman," katanya.
Pewarta :
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024