Sleman (ANTARA) - Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta mengingatkan para petani wilayah setempat untuk lebih berhati-hati karena rawan terserang penyakit leptospirosis yang dapat berakibat fatal.
"Selama ini kami bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman selalu memberikan pemahaman kepada petani agar menjaga kebersihannya sehingga bisa terhindar dari bakteri yang berasal dari kencing tikus tersebut," kata Kepala Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan (DP3) Kabupaten Sleman Heru Saptono di Sleman, Rabu.
Menurut dia, di setiap kesempatan pihaknya sellau mengimbau kepada para petani untuk menjaga kebersihan diri maupun lingkungan sawah agar terhindar dari virus leptospirosis.
"Biasanya setelah panen, petani banyak yang menumpuk jerami di pematang sawah, dan hal itulah yang menjadi tempat kencing tikus," katanya.
Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman Dulzaini mengatakan hingga akhir April 2019 sudah ada 12 kasus leptospirosis di Sleman.
"Satu dari 12 kasus tersebut mengakibatkan penderitanya meninggal dunia," katanya.
Ia mengatakan, pada peralihan musim hujan ke musim kemarau ini, penyakit leptospirosis masih harus diwaspadai.
"Kasus penderita yang meninggal, karena terlambat di penderita. Penderita sudah kena, namun tidak segera periksa, dan saat sudah diperiksa ke fasilitas kesehatan, kondisinya sudah terlambat," katanya.
Menurut dia, masyarakat harus menerapkan perilaku hidup sehat dalam kesehariannya, sebab, bakteri leptospira interrogans yang menyebabkan penyakit leptospirosis ada di lingkungan persawahan maupun di lingkungan rumah.
"Kalau ke sawah usahakan saat sinar matahari sudah muncul. Gunakan sepatu boot. Cuci tangan dengan sabun setelah selesai beraktivitas. Untuk dirumah kalau banyak tikus bisa dibersihkan dengan disiram lisol ke titik yang sering dilewati tikus, itu bakterinya bisa mati," katanya.
Ia juga mengimbau masyarakat jiks mengalami gejala demam, pusing, mual, nyeri otot terutama di daerah kaki agar segera periksa ke puskesmas.
“Karena bisa langsung dilakukan tes cepat leptospirosis. Setiap puskesmas di Sleman sudah bisa untuk tes itu. Kalau sudah diketahui Lepto bisa diobati. Kalau sudah terlambat sulit teratasi. Karena biasanya terjadi kegagalan organ," katanya.
Baca juga: Perbedaan cacar monyet dengan cacar air
Berita Lainnya
Cermati, ini perbedaan flu Singapura, sariawan, dan cacar
Rabu, 3 April 2024 3:15 Wib
Vaksinasi cacar monyet digencarkan
Minggu, 10 Desember 2023 2:54 Wib
Ini beda ciri lesi cacar monyet dengan lesi lain
Sabtu, 2 Desember 2023 8:51 Wib
Cacar monyet tak jangkiti anak-anak di Indonesia
Sabtu, 2 Desember 2023 8:50 Wib
Cacar monyet gampang ditangani ketimbang COVID-19
Jumat, 1 Desember 2023 7:16 Wib
36 dari 59 kasus cacar monyet di Indonesia sembuh
Rabu, 29 November 2023 6:35 Wib
Bak fenomena gunung es, kasus cacar monyet di Indonesia
Rabu, 29 November 2023 6:32 Wib
Ada 57 kasus cacar monyet di Indonesia
Jumat, 24 November 2023 7:30 Wib