PP Muhammadiyah meminta masyarakat tidak ikut aksi 22 Mei di Jakarta

id 22 mei,Haedar

PP Muhammadiyah meminta masyarakat tidak ikut aksi 22 Mei di Jakarta

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir ditemui di Kompleks Kepatihan, Yogyakarta. (FOTO ANTARA/Luqman Hakim)

Yogyakarta (ANTARA) - Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir mengimbau kepada masyarakat di berbagai daerah untuk tidak mengikuti adanya rencana aksi 22 Mei di Jakarta.

"Sebaiknya tidak perlu berangkat ke Jakarta apalagi di Bulan Ramadhan ini, kalau ingin menyampaikan aspirasi di tempat masing-masing," kata Haedar seusai menemui Gubernur DIY Sultan HB X di Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Selasa.

Khusus kepada Umat Islam, Haedar berharap mereka justru mampu menjadikan bulan puasa ini sebagai sarana refleksi diri dengan menahan segala macam hal yang dapat merusak nilai-nilai puasa.

"Saya yakin imbauan ini tentu juga demi kemaslahatan bangsa dan negara. Agar menyampaikan aspirasi agar semuanya sesuai dengan keadaban dan konstitusi," kata dia.

Meski demikian, di sisi lain Haedar juga meminta para pejabat negara di semua tingkatan agar juga mampu menahan diri dengan tidak membuat pernyataan-pernyataan yang bisa memancing suasana menjadi panas yang kemudian menimbulkan pro dan kontra di kalangan masyarakat.

"Jadi rakyat berpuasa dari berbagai macam langkah ucapan dan ujaran, tapi para pejabat negara juga berpuasa dari berbagai macam ucapan, langkah, dan pernyataan," kata dia.

Dengan sama-sama menahan diri, ia berharap yang nantinya ditetapkan menang sebagai Presiden dan Wakil Presiden Periode 2019-2024 dapat menjalankan amanat dengan nyaman dan tenang, sebiliknya yang kalah dapat menerima dengan lapang dada.

"Sehingga insyaAllah nanti yang memperoleh mandatpun akan dengan nyaman menunaikan amanat bangsa dan negara yang sangat berat, tetapi yang belum memperoleh amanat dan mandatpun dia akan legowo dan tetap berbagi untuk bangsa dan negara," kata Haedar.

Sementara itu, bagi masyarakat yang menyampaikan aspirasi di ruang publik agar betul-betul menyampaikan sesuai aturan dan konstitusi serta menghindari dari upaya anarki yang dapat merugikan kehidupan, keutuhan, dan keberadaban sebagai bangsa.

"Kami juga mengimbau, mengajak seluruh masyarakat untuk tetap tenang, dewasa, dan menghormati keputusan konatitusional inj seraya menciptakan situasi yang damai, bersatu, dan melangkah ke depan secara kolektif," kata dia.
Baca juga: Sri Sultan HB X menilai seruan "people power" tidak perlu