Pemkab Kulon Progo mengintensifkan pengawasan lalu lintas ternak

id kasus antraks,lalu lintas ternak

Pemkab Kulon Progo mengintensifkan pengawasan lalu lintas ternak

Pemkab Kulon Progo (Foto Antara) (Foto Antara/)

Kulon Progo (ANTARA) - Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengintensifkan pengawasan lalu lintas hewan ternak menyusul ditemukannya kasus antraks di Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunung Kidul.

"Kami mengintensifkan lalu lintas hewan ternak yang masuk dari luar Kulon Progo. Kami juga melakukan pemeriksaan hewan ternak dari luar yang dibeli peternak," kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo, Drajat Wibowo di Kulon Progo, Kamis.

Ia mengatakan, pihaknya juga melakukan pengawasan hewan ternak di Pasar Hewan Pengasih dan Pasar Sentolo Baru. Di sana ada pos lalu lintas ternak. Setiap hewan yang masuk ke Kulon Progo harus dilengkapi surat kesehatan hewan (SKH) dari daerah asal.

"Hewan ternak dari luar yang masuk ke Kulon Progo harus dilengkapi dengan SKH. Kalau tidak dilengkapi maka peternak atau pedagang yang bersangkutan kami paksa melakukan pemeriksaan di pos kesehatan hewan yang ada di pasar," kata Drajat.

Terkait pemeriksaan hewan ternak milik peternak di Kulon Progo, Drajat mengatakan, pihaknya tidak melakukan pemeriksaan dari rumah ke rumah, hanya melakukan pemeriksaan hewan yang dari luar melalui pengawasan lalu lintas ternak.

"Sejauh tidak ada laporan, kami tidak melakukan pemeriksaan. Kecuali ada hewan ternak yang mati mendadak dan segalanya seperti antraks, kami langsung ke lapangan melakukan pemeriksanaan," katanya.

Drajat mengatakan kasus antraks yang pernah terjadi di Kecamatan Girimulyo, Kulon Progo, sejauh ini terkendali dengan baik. Kasus tidak berkembang, dan petugas secara berkala melakukan pemantuan.

"Saat ini sudah terkondisi dengan baik. Selain itu, sampai saat ini tidak ada kasus antraks di Kulon Progo," katanya.

Seperti diketahui, di Kabupaten Gunung Kidul ditemukan kasus antraks dengan adanya lima ekor sapi mati. Sampel sudah dikirim ke Balai Besar Veteriner (BBVet) Wates dan hasilnya positif antraks.
Baca juga: Gunung Kidul mengkaji kematian lima ekor sapi yang diduga antraks