Sleman (ANTARA) - Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan (DP3) Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta mewaspadai lalu lintas keluar masuk ternak dari luar daerah guna mengantisipasi penyebaran virus antraks.
"Dari pendataan yang kami lakukan belum ditemukan adanya ternak yang terserang virus antraks. Selain itu juga belum ada laporan tentang penyakit antraks di Sleman," kata Kepala Bidang Peternakan DP3 Kabupaten Sleman Harjanto di Sleman, Kamis.
Menurut dia, meski belum ditemukan kasus antraks, pihaknya tetap mewaspadai jual beli hewan ternak khususnya sapi dan kambing terutama yang berasal dari daerah yang terdapat kasus antraks.
"Walaupun ada pos lalu lintas ternak, namun hanya di tempat tertentu. Para penjual bisa saja melalui jalur 'tikus' untuk memasukkan ternak ke Sleman," katanya.
Ia mengatakan, setiap transaksi sapi atau kambing harus dilengkapi dengan Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH). Sebab, dengan SKKH bisa menjadi satu jaminan ternak yang dijual sehat.
"Kami juga tidak bisa membiarkan ternak masuk ke Sleman tanpa adanya surat. Kalau yang tidak bawa akan kami minta untuk kembali dan meminta SKKH ke instansi terkait," katanya.
Harjanto mengatakan, peternak juga diminta melapor jika ada hewan ternak yang mati mendadak dan disusul dengan rentetan kematian hewan lain. Karena hal itu bisa saja disebabkan oleh bakteri antraks.
"Kalau dulu bisa tahu itu antraks dari ciri keluar darah pada lubang alami, tapi sekarang tidak dan harus dicek di lab," katanya.
Ia mengatakan, selain itu jika ada ternak yang mati diminta jangan disembelih karena jika dalam hewan ternak itu terdapat antraks, bisa jadi bakteri itu keluar dan "tertidur" dalam bentuk spora.
"Spora antraks ini bisa bertahan 50 tahun lebih," katanya.
Selain itu, kata dia, sebagai langkah antisipasi, pihaknya juga turut menyiagakan 14 Puskeswan yang ada di Sleman serta rutin dilakukan imunisasi untuk hewan ternak.
Salah satu peternak sapi di Dusun Jaten, Sendangadi, Kecamatan Mlati, Supriyadi (53) mengatakan sejauh ini dirinya melakukan pemeriksaan rutin ternaknya dan tiap empat bulan sekali diberikan vitamin.
"Di kandang komunal ini ada puluhan sapi dan kambing semua rutin diimunisasi oleh dinas," katanya.
Baca juga: Gunung Kidul mulai vaksinasi hewan ternak antisipasi antraks
Berita Lainnya
Ratusan warga Sruni Boyolali, Jateng, arak sapi sambut Lebaran Ketupat gaet turis
Kamis, 18 April 2024 7:18 Wib
Dinas Peternakan Gunungkidul mengintensifkan penyuntikan antibiotik ternak
Selasa, 19 Maret 2024 22:39 Wib
BRIN miliki suplemen dongkrak produktivitas sapi potong
Jumat, 15 Maret 2024 9:49 Wib
Yogyakarta imbau masyarakat tidak tergiur daging murah
Jumat, 15 Maret 2024 1:59 Wib
Dinas Peternakan Gunungkidul menyuntik vitamin 89 sapi cegah antraks
Rabu, 13 Maret 2024 18:41 Wib
Ahli UGM mengingatkan masyarakat tidak sembelihternak mati cegah antraks
Selasa, 12 Maret 2024 17:15 Wib
Wapres RI di Selandia Baru tinjau penyembelihan sapi bersertifikasi halal
Kamis, 29 Februari 2024 6:39 Wib
Rencana impor 400 ribu sapi cegah defisit daging di Indoenesia
Minggu, 25 Februari 2024 17:03 Wib