Washington (ANTARA) - Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada Kamis (23/5) mencela kurangnya perlindungan warga sipil dalam konflik bersenjata di seluruh dunia, dan mengatakan kepatuhan internasional pada kerangka kerja PBB bagi konflik semacam itu telah merosot.
"Penderitaan besar manusia masih disebabkan oleh konflik bersenjata dan kurangnya kepatuhan pada hukum kemanusiaan internasional," kata Guterres dalam debat terbuka Dewan Keamanan PBB.
Guterres juga menyebut-nyebut Idlib, provinsi di bagian barat-laut Suriah yang menghadapi serangan baru dari pasukan pemerintah Presiden Bashar al-Assad.
Tindakan oleh pemerintah bashar mengancam bisa menyebar bencana besar kemanusiaan saat 180.000 warga sipil dipaksa menyelamatkan diri dalam tiga pekan belakangan ini, kata PBB, sebagaimana dilaporkan Kantor Berita Turki, Anadolu --yang dipantau Antara di Jakarta, Jumat malam.
Sedikitnya 151 warga sipil telah kehilangan nyawa mereka di Provinsi Idlib sejak 25 April dan lebih dari 405 orang telah cedera.
Sebanyak 1,5 juta orang saat ini menetap di Idlib. Separuh dari mereka adalah pengungsi dari wilayah lain negara itu.
Pengungsi juga menjadi masalah buat banyak wilayah lain di dunia. Pada 2018, 40 juta orang menjadi pengungsi di dalam negeri mereka dan 25 juta menjadi pengungsi, kebanyakan berasal dari konflik di Afghanistan dan Sudan Selatan selain Suriah.
Sumber: Anadolu Agency
Berita Lainnya
Israel gempur Iran, Sekjen PBB mengutuk
Sabtu, 20 April 2024 6:23 Wib
Operasi militer Iran atas Israel upaya bela diri
Selasa, 16 April 2024 12:49 Wib
Iran serang Israel sesuai Pasal 51 Piagam PBB
Minggu, 14 April 2024 17:13 Wib
China abstain panel PBB awasi Korut
Minggu, 31 Maret 2024 17:08 Wib
Hak asasi warga terampas di Haiti
Jumat, 29 Maret 2024 11:40 Wib
PBB-Qatar rembuk langkah bantuan kemanusiaan masuk Gaza
Senin, 25 Maret 2024 9:36 Wib
Airlangga: Hal biasa netralitas Jokowi disinggung PBB
Selasa, 19 Maret 2024 15:04 Wib
Pemkot Yogyakarta menghapus sanksi administrasi terlambat bayar PBB
Selasa, 19 Maret 2024 11:38 Wib