Legislator mengapresiasi inflasi relatif stabil di Yogyakarta

id achmad hafizs,inflasi yogyakarta

Legislator mengapresiasi inflasi relatif stabil di Yogyakarta

Ilustrasi Peta Yogyakarta (ANTARA/M Razi Rahman)

Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Achmad Hafisz Tohir mengapresiasi capaian kinerja Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), sehingga tingkat inflasi relatif rendah dan stabil menjelang Lebaran 2019.

"Inflasi yang terjadi hanya seasonal (saat Lebaran), bukan inflasi yang menuju ke jangka panjang. Yogyakarta bisa menjadi buffer economy kita di tahun 2019 ini," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu.

Hafizs mengemukakan hal tersebut setelah memimpin pertemuan Tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi XI DPR RI dengan Perwakilan Bank Indonesia DIY, jajaran Pemerintah Provinsi DIY, BPS, Perum Bulog, BBPOM, Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi, Dinas Perhubungan serta perbankan nasional di DIY, Kamis (23/5/2019).

Menurut dia, pihaknya memilih kunjungan spesifik terkait inflasi ke Yogyakarta karena daerah tersebut dinilai memiliki kekhasan dibandingkan dengan daerah lain.

"Yogyakarta juga memiliki kesamaan dengan Denpasar, Bali, sebagai daerah tujuan wisata dengan tingkat kunjungan wisatawan mancanegara cukup tinggi," imbuh Hafisz.

Politisi PAN itu mengemukakan bahwa secara rata-rata tingkat inflasi di DIY masih cukup bagus, artinya masih terkontrol dan terkendali, antara lain karena kerja sama dan sinergi antarinstansi sudah berjalan sebagaimana mestinya.

"Mereka sudah melibatkan instansi-instansi yang berpotensi menyumbang kenaikan angka inflasi sehingga bisa dicarikan jalan keluarnya. Misalkan kenapa ongkos kapal laut dan pesawat naik, mereka melibatkan pihak Pelni dan Angkasa Pura untuk melakukan kajian dan dihasilkan temuan yang berguna sebagai upaya evaluasi ke depannya," jelasnya.

Ia berpendapat bahwa hal semacam itu seharusnya juga dilakukan di daerah-daerah lain agar kebijakan yang diambil juga bisa membantu dalam menyelesaikan permasalahan yang ada.

Sebelumnya, Bank Indonesia menilai laju inflasi nasional pada April 2019 sebesar 0,44 persen terjadi karena faktor musiman jelang Ramadhan.

"Itu adalah faktor yang musiman bukan merupakan yang fundamental," kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo.

Perry mengatakan pencapaian itu masih dalam perkiraan bank sentral meski sedikit meleset dari perkiraan awal sebesar 0,37 persen.

Ia menambahkan laju inflasi itu dipengaruhi oleh kenaikan harga bahan pangan karena faktor cuaca serta harga tiket pesawat.

Menurut dia, kondisi serupa masih mempengaruhi inflasi pada Mei ketika permintaan masyarakat terhadap bahan makanan meningkat pada periode Ramadhan.

"Kami berpandangan inflasi yang terjadi di April dan nanti juga Mei lebih karena faktor-faktor musiman baik karena cuaca dan hari raya," ujar Gubernur BI.

Perry memastikan Bank Indonesia akan konsisten menjaga stabilitas harga dan memperkuat koordinasi kebijakan dengan pemerintah agar sasaran inflasi 3,5 persen plus minus satu persen pada 2019.
 
Pewarta :
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024