Jajanan "kicak" paling dicari di Pasar Sore Ramadhan Kauman Yogyakarta

id Kicak,kuliner ramadhan

Jajanan "kicak" paling dicari di Pasar Sore Ramadhan Kauman Yogyakarta

Jajanan khas Ramadhan "kicak". (FOTO ANTARA/Luqman Hakim)

Yogyakarta (ANTARA) - Aneka penganan khas untuk takjil ditawarkan oleh para pedagang di Pasar Sore Ramadhan yang terletak di daerah Kauman Yogyakarta, dan jajanan "kicak" adalah menu yang paling dicari oleh masyarakat sejak awal Bulan Puasa.

Salah satu penjual "kicak", Sukriani saat ditemui di Pasar Sore Ramadhan, Kauman, Yogyakarta, Minggu sore, mengatakan selain rasa yang enak, jajanan berbahan baku ketan dan nangka itu menjadi jajanan paling dicari oleh para pengunjung karena hanya dibuat saat Ramadhan.

"Dicari di luar Ramadhan tidak ada dan kicak hanya dapat ditemui di (Pasar Sore Ramadhan) Kauman, Yogyakarta," kata Sukriani yang mengaku telah memproduksi dan menjual kicak sejak 1993.

Menurut dia, sejak awal Ramadhan, penjualan kicak terus meningkat. Setiap hari, Sukriani mengaku bisa menjual hingga 50 kotak dengan harga Rp3.000 per kotak untuk porsi kecil dan Rp4.000 untuk porsi besar.

"Produksi per hari tidak tentu, tapi setiap hari bisa lebih dari 50 kotak," kata dia.

Kicak terbuat dari ketan yang ditanak kemudian ditumbuk hingga menjadi jadah. Kemudian disajikan dengan taburan kelapa parut, gula pasir, aroma vanili dan daun pandan serta sepotong kecil buah nangka untuk menambah rasa.

Pasar Sore Ramadhan yang digelar di Kampung Kauman, Kota Yogyakarta, menjadi ajang wisata kuliner warga yang ingin berburu jajanan takjil sembari menunggu waktu berbuka puasa.

Selain kicak, banyak jenis makanan tradisional lainnya seperti risol, apem, lumpia hingga kue lumpur. Ada dua penganan tradisonal yang konon hanya dapat ditemukan saat bulan puasa yakni kicak ketan dan kacang kumbon.

"Tetapi yang sering ditanya memang kicak. Bukan hanya warga Yogyakarta, bahkan warga luar daerah sampai turis juga suka kicak," kata Sukriani.
Baca juga: Ini dia daftar kuliner murah untuk diketahui pemudik di jalur pantura
Pewarta :
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024