Pemkab Kulon Progo menjamin stok elpiji saat Lebaran aman (VIDEO)

id Stok elpiji aman,Dinas Perdagangan,Lebaran 2019

Pemkab Kulon Progo menjamin stok elpiji saat Lebaran aman (VIDEO)

Dinas Perdagangan Kulon Progo melakukan pemantuan elpiji di tingkat pangkalan untuk memastikan ketersediaan barang dan tidak adanya lonjakan harga saat libur Lebaran 2019. (Foto ANTARA/Sutarmi)

Kulon Progo (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, menjamin stok elpiji selama Lebaran 2019 aman, dan tidak ada lonjakan harga di tingkat pangkalan dan agen.

"Berdasarkan pemantuan kami di tingkat pangkalan, stok elpiji baik bersubsidi dan non-subsidi sangat aman," kata Kepala Dinas Perdagangan Kulon Progo Iffah Mufidati di Kulon Progo, Senin.

Ia mengatakan harga elpiji bersubsidi tiga kilogram di tingkat pangkalan Rp16 ribu, ukuran 5,5 kilogram Rp70 ribu dan 12 kilogram Rp148 ribu.

"Ketersediaan elpiji setiap turun berkisar 50 hingga 70 tabung atau 150 hingga 200 tabung per minggu. Kenaikan kuota elpiji diatur oleh Pertamina berdasarkan kebutuhan di masyarakat," katanya. Pada Mei dan Juni, Kulon Progo mendapat kenaikan kuota fakultatif sebanyak persen dari kuota normal bulanan. Kuota reguler pada Mei dan Juni sekitar 625.440 tabung dengan kenaikan 14 persen atau 89.920 tabung, sehingga totalnya 715.360 tabung.

Di Pangkalan SPBU Kedunggong Wates, pembeli dibatasi hanya bisa membeli dua tabung karena melayani masyarakat secara umum. Pembeli juga wajib mencantumkan nama dalam "look book", sehingga dapat terpantau pemanfaatannya.

Namun demikian, Iffah mengakui tidak bisa memantau dan melarang penjualan di pangkalan lain dan pengecer. Saat ini, harga elpiji bersubsidi di tingkat pengecer berkisar Rp18 ribu hingga Rp20 ribu per tabung.

"Sampai saat ini, kami belum mendapat laporan atau informasi kelangkaan elpiji atau kenaikan harga elpiji di atas Rp20 ribu per tabung. Stok aman dan terjamin, sehingga tidak ada lonjakan harga," katanya.

Terkait potensi "migrasi" elpiji dari Kulon Progo ke luar daerah, khususnya di wilayah perbatasan, Iffah mengakui hal itu bisa terjadi karenakan kedekatan geografis dan ketersediaan barang.

"Kami bisa memaklumi migrasi elpiji. Namun demikian, kami tetap mengimbau kepada pengecer dan pangkalan tidak menjual elpiji bersubsidi keluar kabupaten untuk kepentingan pribadi. Kalau itu terjadi dan menimbulkan kegaduhan dan keresahan masyarakat, akan kami usulkan dicabut izinnya," katanya.

Salah satu pembeli elpiji bersubdi Miskinem mengatakan dirinya membeli elpiji tiga kilogram Rp20 ribu per tabung. "Dari dulu sampai sekarang, harga elpiji tiga kilogram di tingkat pengecer Rp20 ribu. Kami tidak masalah, yang penting stoknya ada," katanya.