Kulon Progo (ANTARA) - Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengubur dua ton bangkai ikan di Laguna Pantai Trisik dengan menggunakan alat berat.
Kepala Bidang Pemberdayaan Nelayan Kecil Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kulon Progo Sugiharto di Kulon Progo, Rabu, mengatakan bangkai ikan dikubur di pinggir laguna, alat berat membuat lubang-lubang kemudian ikan dimasukan dan ditutup dengan pasir.
"Penguburan bangkai ikan ini kemungkinan tidak sampai satu hari karena dimulai sejak 08.00 WIB," kata Sugiharto.
Ia mengatakan penguburan bangkai ikan ini bertujuan supaya tidak mengganggu kesehatan masyarakat dan mengurangi bau busuk bangkai ikan.
"Bangkai ikan juga bisa mengundang lalat. Lalat dapat terbang ke luar, sehingga dikhawatirkan menyebabkan diare dan menyebabkan berbagai penyakit lainnya," katanya.
Sigiharto mengatakan total kerugian yang ditanggung nelayan pembudidaya nila sekitar dua ton. Satu kilogram nila ukuran kecil Rp13 ribu, sehingga kerugian perkirakan sekitar Rp26 juta.
"Ikan nila yang mati masih kecil, sehingga kerugiannya tidak terlalu besar," katanya.
Ia mengatakan setelah proses ini rampung, pihaknya akan berkomunikasi dengan para petambak untuk mencari solusi ihwal pengelolaan limbah tambak yang diduga mencemari laguna. Kemungkinan aktivitas pembuangan limbah bakal diberhentikan sementara waktu hingga air di laguna kembali bersih.
"Nanti akan kami komunikasikan, apakah pembuangan limbah akan sementara dihentikan atau tidak. Sebab tambak juga perlu membersihkan kolam dengan cara membuang limbah demi kesehatan udang," katanya.
Sejauh ini DKP masih sebatas mengimbau kepada para petambak agar tidak membuang limbah ke laguna. Petambak juga diminta membuat bak khusus penampung limbah. "Sebelum dibuang harus diolah dulu di dalam bak. Biar airnya netral dan tidak mencemari Laguna," katanya.
Sementara itu, Ketua Kelompok Bandeng Jaya Supoyo mengatakan kematian ikan ini lebih dikarenakan faktor alam. Saat musim kemarau, volume air di laguna seluas dua hektare itu menyusut. Ditambah, suhu air menjadi panas, sehingga ikan dipastikan mati.
Dibandingkan tahun ini, lanjutnya, jumlah kematian ikan jauh lebih banyak pada 2018 lalu. Total berat ikan yang mati pada tahun itu mencapai tiga ton.
"Kematian hanya terjadi pada ikan dewasa. Sementara untuk anak-anak ikan masih hidup dan dalam jangka waktu beberapa bulan ke depan akan tumbuh besar untuk kemudian dipanen," katanya.
Baca juga: Pengunjung Laguna Pantai Trisik anjlok drastis akibat bau busuk bangkai ikan
Berita Lainnya
Ingin tetap sehat-bugar, simak kiat milih makanan berbuka dan sahur
Senin, 25 Maret 2024 10:29 Wib
Hilang kontak, kapal bermuatan tujuh ton ikan
Sabtu, 16 Maret 2024 16:23 Wib
DKP Kulon Progo mengawasi penjualan olahan ikan di Pasar Jagalan
Kamis, 14 Maret 2024 15:14 Wib
DKP DIY menyiapkan program restoking ikan di enam lokasi wilayah Bantul
Kamis, 14 Maret 2024 14:58 Wib
Empat pengebom ikan di Sulteng ditangkap
Senin, 11 Maret 2024 11:06 Wib
Pemerintah bagikan 10.000 ikan kaleng di Yogyakarta
Senin, 11 Maret 2024 9:48 Wib
Siaga 3, tinggi muka air Pos Pantau Pintu Air Pasar Ikan Jakarta
Kamis, 7 Maret 2024 5:53 Wib
Ibu dan dua putrinya tewas keracunan ikan buntal
Rabu, 6 Maret 2024 15:30 Wib