Bantul (ANTARA) - Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta menerapkan sistem zonasi tidak penuh dalam Penerimaan Peserta Didik Baru jenjang Taman Kanak-Kanak sampai Sekolah Menengah Pertama pada 2019.
"Pada prinsipnya untuk PPDB tahun 2019 di Bantul tidak banyak berubah dari tahun sebelumnya, yang kita melaksanakan sistem zona, hanya belum zonasi penuh," kata Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Bantul Isdarmoko di Bantul, Rabu.
Dia menjelaskan ada beberapa pertimbangan belum menerapkan zonasi penuh dalam PPDB 2019 tingkat TK, Sekolah Dasar (SD), dan Sekolah Menengah Pertama (SMP), salah satunya prestasi sekolah yang belum merata.
"Kita masih juga mempertimbangkan unsur prestasi, dan ini kita juga mengacu kebijakan dari Kepala Dinas Dikpora DIY, di mana Yogya (DIY) memang istimewa, sehingga tetap kita ada bagian yang masih kita memposisikan nilai ini menjadi salah satu bagian," katanya.
Walaupun soal nilai akademis itu bukan hal yang utama, pihaknya tetap menyesuaikan dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) RI tentang zonasi dalam PPDB.
Berkaitan dengan pelaksanaan PPDB sistem zonasi tidak penuh itu, pihaknya bersama dengan Bagian Hukum Pemkab Bantul sudah melakukan sosialisasi dengan mengundang seluruh kepala sekolah dari TK, SD, dan SMP, termasuk Dewan Sekolah.
Pihaknya belum menerapkan zonasi penuh dalam PPDB di Bantul, karena diakui sekolah yang ada di daerah tersebutl belum merata kualitasnya, sehingga dengan sistem itu para orang tua mempunyai kesempatan untuk memilih sekolah favorit.
"Jadi saat ini kondisi riil sekolah yang ada di Bantul ini belum bisa dikatakan sama atau setara, bahkan di kota (Yogyakarta, red.) saja yang jumlah SMA-nya hanya 11 tidak bisa disamakan dalam arti persis sama," katanya.
Ia menjelaskan pemerintah kabupaten setempat memiliki keinginan mewujudkan pemerataan kualitas sekolah di daerah yang sebarannya cukup luas tersebut.
Hingga saat ini, kata dia, upaya mewujudkan pemerataan kualitas sekolah tersebut masih dalam proses.
"Jadi ada sekolah yang satu sisi sudah maju, luar biasa, baik itu prestasi, akademik, kemudian guru-gurunya, sarana pendukung sudah lengkap, tapi ada yang masih sangat kurang, bahkan dikatakan minim sehingga orang tua masih melihat ada sekolah favorit yang harus diburu," katanya.
Baca juga: Calon siswa SMP Yogyakarta bisa memilih PPDB jalur zonasi dan prestasi
Berita Lainnya
Capres-cawapres kampanye terbuka di luar jadwal zonasi ditegur KPU RI
Selasa, 23 Januari 2024 2:15 Wib
Bawaslu Kulon Progo-DIY temukan 1.000 APK langgar zonasi
Sabtu, 6 Januari 2024 12:24 Wib
Bawaslu Gunungkidul menertibkan 2.423 APK melanggar aturan zonasi
Kamis, 28 Desember 2023 13:15 Wib
2.423 APK peserta pemilu di Gunungkidul langgar zonasi
Jumat, 22 Desember 2023 16:29 Wib
Ombudsman DIY menyiapkan instrumen antifraud PPDB zonasi
Selasa, 12 Desember 2023 18:59 Wib
Hilangkan praktik kasta sekolah, penerapan PPDB zonasi
Kamis, 2 November 2023 7:24 Wib
Wujudkan ekosistem sekolah berdaya, sistem PPDB baru di Indonesia
Kamis, 14 September 2023 6:48 Wib
PPDB beri peluang siswa miskin sekolah negeri
Rabu, 16 Agustus 2023 7:12 Wib