Bupati: pertumbuhan ekonomi Kulon Progo 19,6 persen

id Pertumbuhan ekonomi,Kulon Progo

Bupati: pertumbuhan ekonomi Kulon Progo 19,6 persen

Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo. (Foto ANTARA/Sutarmi)

Kulon Progo (ANTARA) - Bupati Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, Hasto Wardoyo mengatakan pertumbuhan ekonomi di daerah ini mulai Mei 2019 tumbuh pesat hingga 10,6 persen karena beroperasinya Bandara Internasional Yogyakarta.

Hasto Wardoyo di Kulon Progo, Kamis, mengatakan Bandara Internasional Yogyakarta (BIY) atau Yogyakarta International Airport (YIA) pada 6 Mei 2019 membawa dampak yang signifikan terharap pertumbuhan ekonomi di Kulon Progo.

"Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, pertumbuhan ekonomi di Kulon Progo mencapai angka yang cukup tinggi 10,6 persen. Capaian pertumbuhan ekonomi ini sangat signifikan. Ini angka tertinggi sepanjang sejarah," kata Hasto.

Namun demikian, kata Hasto, pemkab memiliki pekerjaan rumah, yakni pertumbuhan ekonomi tinggi dapat dimanfaatkan mengentaskan kemiskinan di Kulon Progo.

"Pertumbuan ekonomi ini menjadi beban moral untuk mengatasi kemiskinan," katanya.

Lebih lanjut, Hasto mengakui keberadaan Bandara Internasional Yogyakarta akan mempercepat pembangunan di wilayah ini, mulai dari ekonomi, sosial, dan pariwisata.

“Adanya Bandara Internasional Yogyakarta sangat luar biasa bagi kami. Bandara Internasional Yogyakarta harus mampu menimbulkan berlipat-lipat multiefek bagi pertubuhan ekonomi di Kulon Progo,” harap Hasto Wardoyo.

Ia mengatakan dampak jangka pendek adalah terserapnya tenaga kerja. Ini merupakan dampak nyata, di mana Bandara Internasional Yogyakarta banyak menyerap tenaga kerja di berbagai sektor.

Kemudian, jangka menengah multiplier effect akan berdampak pada sektor produksi olahan-olahan, yakni hilirasi produk di Kulon Progo yang bisa dipasarkan di dalam bandara atau di sekitarnya.

“Keberadaan bandara akan menggerakan sektor ekonomi masyarakat, khususnya industri kecil yang menjadi penggerak ekonomi di Kulon Progo,” katanya.

Selanjutnya, kata Hasto, dampak jangka panjang dengan keberadaan Bandara Internasional Yogyakarta, yakni geliat pertumbuhan sektor pariwisata yang tumbuh semua wilayah Kulon Progo. Objek wisata baru berbasis budaya, alam hingga religi berkembang pesat. Selain itu, akan tumbuh perhotelan.

“Kami menyadari sektor pariwisata akan menjadi penunjang utama Bandara Internasional Yogyakarta untuk pertumbuhan ekonomi masyarakat Kulon Progo,” katanya.

Saat ini, Pemkab Kulon Progo tengah intensif menyiapkan sumber daya manusia yang profesional dan terampil dibidangnya. Sejak beberapa tahun terakhir, Balai Latihan Kerja Kulon Progo memberikan pelatihan mulai dari menyiapkan tenaga kerja kebandaraan hingga tata boga atau pelatihan industri kecil lainnnya.

Selain BLK, Organisasi Perangkat Daerah (OPD) juga dioptimalkan dalam pemberdayaan masyarakat dalam menghadapi beroperasinya Bandara Internasional Yogyakarta.

“Pada 2019 ini, BLK dan OPD terkait banyak memberikan pelatihan kerja. Itu bagian dari kesiapan SDM Kulon Progo sehingga harus dilatih, dilatih dan dilatih,” kata Hasto.

Selanjutnya, di bidang pariwisata, Pemkab Kulon Progo akan menggandeng swasta untuk mengembangkan sektor swasta. Menurutnya, swasta lebih siap, dan pemkab sebatas memfasilitasi.

“Kamudian, di Kulon Progo membuat kebijakan pariwisata itu bisa dikelola swasta. Kami sudah buat peraturan bupatinya, Perda Ripparda, yang tujuannya ke sana. Akhir-akhir ini, kami menawarkan pariwisata supaya pariwisata ini dikerjakan sektor-sektor swasta,” katanya.