Sri Sultan: Diaspora miliki potensi ekonomi sangat besar bagi negara

id Dispora,potensi ekonomi,Gubernur DIY,Sri Sultan Hamengkubuwoho X

Sri Sultan: Diaspora miliki potensi ekonomi sangat besar bagi negara

Gubenur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X bersama istri yang juga anggota DPD RI GKR Hemas menyalami warga perantau asal Yogyakarta di Jabodetabek saat acara Halal Bihalal 2019 di Jakarta, Minggu (23/6/2019) (Subagyo)

Jakarta (ANTARA) - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengkubuwana X mengungkapkan diaspora atau para perantau memiliki potensi ekonomi yang sangat besar bagi bangsa dan negara.

Bahkan, menurut Sri Sultan saat menghadiri Halal Bihalal masyarakat DIY di Jabodetabek di Balai Sudirman Jakarta, Minggu, dalam perkembangan globalisasi diaspora sudah menjadi kekuatan ekonomi baru bagi sebuah bangsa, contohnya China dan Korea.

"Alangkah besarnya manfaat yang didapat bila potensi ekonomi itu bisa digunakan untuk membangun Yogyakarta, sehingga kesejahteraan masyarakat Yogya terutama di desa-desa akan meningkat," katanya.

Dalam acara yang diikuti ribuan warga DIY yang merantau di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi tersebut juga hadir dalam Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas yang juga istri Gubernur DIY.

Menurut Sultan, diaspora khususnya warga DIY yang merantau ke berbagai daerah di Tanah Air maupun ke negara lain telah terbukti memberikan kontribusi terhadap perekonomian daerah ataupun negara pada umumnya.

Kontribusi para diaspora terhadap perekonomian tersebut, lanjut Gubernur, yakni melalui investasi sehingga mendorong perkembangan dan pembangunan daerah tempat asal mereka.

"Karena di Yogya ada pembanguan, kami sangat berterima kasih kalau ada perantau yang mau berinvestasi di Yogyakarta," katanya.

Sementara itu pada kesempatan tersebut juga dimanfaatkan GKR Hemas untuk bertemu dengan masyarakat yang sekaligus sebagai konstituennya yang mempercayakan dirinya kembali sebagai Anggota DPD RI periode 2019-2024.

Baca juga: Dispora: tantangan pembinaan generasi muda semakin berat