Penyusunan aplikasi potensi investasi Yogyakarta mencapai 80 persen

id Investasi, potensi, aplikasi

Penyusunan aplikasi potensi investasi Yogyakarta mencapai 80 persen

Menu Dodolan dalam aplikasi Jogja Smart Service untuk jual beli produk lokal Yogyakarta secara online (Eka Arifa Rusqiyati)

Yogyakarta (ANTARA) - Proses penyusunan aplikasi untuk mengetahui secara mudah tentang berbagai potensi investasi di Kota Yogyakarta yang dilakukan oleh Dinas Perizinan dan Penanaman Modal Kota Yogyakarta mencapai sekitar 80 persen.

“Pembuatan aplikasinya terus berproses. Saat ini sudah mencapai sekitar 80 persen. Tinggal penyempurnaan saja dan diharapkan sekitar Agustus sudah bisa selesai,” kata Kepala Dinas Perizinan dan Penanaman Modal Kota Yogyakarta Nurwidi Hartana di Yogyakarta, Senin.

Menurut dia, dalam penyempurnaan aplikasi tersebut, Dinas Perizinan dan Penanaman Modal Kota Yogyakarta akan berkoordinasi dengan kepala daerah untuk meminta berbagai masukan agar aplikasi tersebut dapat dimanfaatkan secara maksimal.

Setelah aplikasi potensi investasi tersebut selesai disusun, kemudian akan diintegrasikan dengan sistem basis data investasi yang sudah ada di Kota Yogyakarta.

“Misalnya data investasi yang sudah mengajukan izin melalui online single submission (OSS) serta basis data lain seperti hasil survei potensi investasi baru. Nanti, data-data tersebut kami olah dan ditampilkan melalui aplikasi tersebut,” katanya.

Informasi yang akan ditampilkan di antaranya, jenis investasi, lokasi investasi, produk yang dihasilkan, serta data pendukung lain.

“Aplikasi tersebut rencananya juga akan link dengan aplikasi Jogja Smart Service (JSS) yang sudah bisa diunduh melalui telepon selular,” katanya.

Melalui aplikasi tersebut, Nurwidi berharap, calon investor yang akan menginvestasikan modalnya di Kota Yogyakarta dapat melakukan perencanaan yang matang, sekaligus memilih investasi yang tepat sekaligus sesuai dengan perkembangan.

Selama ini, jenis investasi di Kota Yogyakarta dinilai masih didominasi pada pola investasi jasa akomodasi di bidang pariwisata yang membutuhkan lahan luas, sedangkan investasi berbasis perkembangan teknologi belum tergarap maksimal.

“Padahal investasi yang berbasis teknologi tidak membutuhan lahan luas apalagi luas Kota Yogyakarta terbatas,” katanya.

Kajian untuk penyusunan peta potensi investasi tersebut juga akan diselaraskan dengan karakter Kota Yogyakarta sebagai kota budaya sehingga dimungkinkan potensi baru di bidang investasi akan lebih didominasi pada kegiatan ekonomi kreatif.

Nantinya, peta potensi baru di bidang investasi tersebut dapat diakses secara terbuka oleh masyarakat dan investor. Bahkan, peta tersebut tidak hanya memberikan informasi mengenai potensi investasi yang bisa dijalankan di suatu wilayah tetapi juga dilengkapi dengan berbagai informasi pendukung.

Sejumlah informasi pendukung yang disiapkan di antaranya, kondisi sosial di lingkungan tersebut, tata ruang, potensi pasar dan sumber daya manusia. “Investor pun bisa memilih jenis investasi dan lokasi yang tepat untuk menginvestasikan modalnya,” katanya.

Baca juga: Kulon Progo terbitkan Perbub RTRW jaminan hukum bagi investor

Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024