Nelayan Kulon Progo kesulitan menangkap lobster

id Lobster,Nelayan,Kulon Progo

Nelayan Kulon Progo kesulitan menangkap lobster

Nelayan Pantai Trisik Kabupaten Kulon Progo memarkirkan kapalnya karena gelombang laut selatan tinggi. (Foto ANTARA/Sutarmi)

Kulon Progo (ANTARA) - Nelayan di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengalami kesulitan menangkap lobster karena terkendala alat tangkap dan keterbatasan sarana yang hanya menggunakan perahu motor tempel.

Salah satu nelayan Pantai Trisik, Dwi Surya di Kulon Progo, Senin, mengatakan untuk menangkap lobster, nelayan harus ke tengah laut.

"Kami menangkap lobster pada saat-saat tertentu. Biasanya, nelayan lihat lagi musim ikan apa yang keluar. Soalnya mencari lobster harus ke tengah lebih jauh," kata Dwi.

Ia mengatakan hasil tangkapan lobster paling banyak pada Oktober karena merupakan musim lobster. Pada hari-hari biasa, nelayan hanya menangkap satu atau dua ekor lobster karena nelayan tidak pakai jaring yang khusus lobster.

"Biasanya hasil tangkapan yang banyak di akhir tahun pada bulan-bulan Oktober," katanya.

Menurut Dwi, kalau fokus menangkap lobster, nelayan harus bekerja dua kali. Sore hari menanam jaring di laut, kemudian paginya baru diambil.

"Kalau tidak musimnya, tangkapan juga kurang. Biasanya nangkap lobster berangkat sore dan jaring ditinggal minimal semalem baru pagi diambil," kata Dwi.

Sementara, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kulon Progo Sudarna mengatakan lobster di Kulon Progo hampir semuanya dari hasil penangkapan nelayan, sehingga tergantung dari kemurahan alam dalam hal ini perairan pantai selatan Samudera Indonesia.

Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kulon Progo memfasilitasi nelayan dengan membantu sarana dan prasarana penangkapan berupa perahu motor tempel (PMT) dan jaring dengan jumlah sesuai kemampuan dinas.

"Lobster ini sangat sulit ditangkar, kalau ada hanya sebagai ikan hias," katanya.
Baca juga: DKP Kulon Progo beri bantuan kapal untuk tiga kelompok nelayan