Yogyakarta (ANTARA) - Dinas Pertanian Daerah Istimewa Yogyakarta menyebutkan sekitar 1.800 hektare lahan pertanian padi di Kabupaten Gunung Kidul terancam gagal panen akibat kekeringan selama musim kemarau tahun ini.
"1.800 hektare itu lahan yang mengalami kekeringan dan potensi kekeringan. Jadi tanaman padinya belum semuanya mati," kata Kepala Dinas Pertanian (Distan) DIY Sasongko saat ditemui di ruang kerjanya di Yogyakarta, Senin.
Menurut Sasongko, tanaman padi yang terancam gagal panen tersebut akibat petani setempat salah memperkirakan musim tanam. Tanaman padi yang terancam gagal panen tersebut rata-rata baru ditanam pada masa tanam kedua pada April 2019.
"Karena kemarin hujan datangnya mundur kemungkinan (perkiraan petani) selesainya (musim hujan) juga mundur, tapi ternyata tidak. Sehingga petani ada yang menanam dua kali. Ada yang menanam November dan Maret sudah panen, ada yang baru tanam pada April," kata dia.
Lahan pertanian yang terancam gagal panen, kata dia, adalah lahan kering atau lahan tadah hujan yang tersebar di sejumlah kecamatan seperti Gedang Sari, Ngawen, Semin, serta Ponjong. Sedangkan pengaruh musim kemarau terhadap lahan pertanian padi di kabupaten lainnya hingga kini masih dalam pendataan.
"Kabupaten lainnya belum ada laporan. Untuk Kulon Progo baru ancaman kekeringan saja seperti di Samigaluh," kata dia.
Merespons hal itu, menurut Sasongko, Distan DIY bersama Kementerian Pertanian telah menyalurkan bantuan sebanyak 5 ton benih padi, ditambah bantuan alat mesin pertanian dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) DIY. "Kami memberikan bantuan benih sehingga untuk musim tanam berikutnya sudah ada benihnya," kata dia.
Selain memberikan bantuan benih, menurut dia, pada tahun ini Distan DIY juga tengah mengupayakan seluruh petani di DIY mengikuti program asuransi pertanian.
Program itu menjadi solusi bagi petani yang sewaktu-waktu mengalami gagal panen. Petani hanya membayar Rp36.000 per hektare lahan dari besaran premi Rp180.000 untuk satu musim tanam. Jika gagal panen atau puso mereka bisa mengklaim pertanggungan hingga Rp6 juta per hektare.
"Targetnya 3.000 petani (mengikuti program asuransi), tetapi yang terdaftar hingga tahun ini baru 250 petani di Kulon Progo," kata dia.
Baca juga: 400 hektare tanaman padi Gunung Kidul gagal panen
Berita Lainnya
Dinas Pertanian Gunungkidul mencatat luas panen padi 12.209 hektare
Jumat, 29 Maret 2024 22:48 Wib
Kelompok Tani Sleman lestarikan tradisi "wiwitan" jelang panen
Rabu, 27 Maret 2024 22:34 Wib
Akibat banjir, ribuan hektare sawah di Jateng gagal panen
Rabu, 20 Maret 2024 7:48 Wib
Bantul sebut ketersediaan bawang merah aman
Jumat, 15 Maret 2024 1:59 Wib
Masyarakat jangan panik soal pasokan beras hingga Lebaran 2024
Kamis, 14 Maret 2024 18:10 Wib
Produksi gabah di Kulon Progo Maret-April 24.412 ton
Selasa, 12 Maret 2024 18:46 Wib
Panen raya 560 ribu ton gabah kering di Demak, Jateng
Minggu, 10 Maret 2024 19:09 Wib
Siklus panen beri harapan harga beras stabil, beber Wapres
Jumat, 8 Maret 2024 7:59 Wib