DKP Kulon Progo mengharapkan BBWSSO keruk pasir alur Sungai Bogowonto

id Sungai Bogowonto,BBWSSO

DKP Kulon Progo mengharapkan BBWSSO keruk pasir alur Sungai Bogowonto

Muara Sungai Bogowonto di Kabupaten Kulon Progo tertutup pasir, sehingga saat air meluap berpotensi merendam tambak udang. (Foto ANTARA/Sutarmi)

Kulon Progo (ANTARA) - Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengharapkan Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak melakukan pengerukan muara Sungai Bogowonto supaya alir mengalir lancar dan tidak merendam tambak udang saat air meluap.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kulon Progo Sudarna di Kulon Progo, Selasa, mengatakan pengerukan pasir yang menutup aliran Sungai Bogowonto itu Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO).

"Kalau kami boleh berharap, lebih cepat dikeruk lebih baik biar aliran air lancar," harap Sudarna.

Ia mengatakan setiap tahun, saat Sungai Bogowonto meluap, sebagaian besar tambak udang di Pasir Mendit dan Pasir Kadilangu pasti terendam banjir. Kerugian yang ditanggung-tanggung, cukup besar.

Penutupan muara Sungai Bogowonto ini terjadi setiap tahun, karena pasir dari laut masuk ke alur. Sehingga perlu ada pengerukan secara berkala.

"Kalau tidak dikeruk, ada kemungkinan air bisa naik sampai areal tambak," katanya.

Sementara itu, salah satu nelayan Bogowonto Suroto mengatakan gelombang besar membawa material pasir menutup muara Sungai Bogowonto. Volume pasir yang terbawa gelombang ke pantai terus bertambah. Sedangkan arus air sungai yang mengecil tidak mampu lagi menembus timbunan pasir.

Akibat sowangan tertutup pasir, katanya arus air Sungai Bogowonto tidak dapat mengalir ke laut.

"Lambat laut permukaan perairan sungai terus bertambah, meluber daratan lebih rendah, merendam pekarangan rumah warga," katanya.

Ketua Kelompok Nelayan Bogowonto Bambang mengungkapkan sowangan Sungai Bogowonto tertutup pasir menjadi fenomena alam terjadi tiap tahun di musim kemarau. Sowangan tertutup pasir menjadi pertanda menangkap ikan di sungai.

"Setelah menjelang musim hujan, permukaan perairan sungai merendam pekarangan. Warga juga berupaya membuka sowangan supaya tidak merendam rumah mereka," katanya.
     Baca juga: BBWSSO mulai tangani tanggul jebol Sungai Serang
Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024