Kulon Progo (ANTARA) - Warga di Desa Kebonharjo, Kecematan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengalami kesulitan air bersih cukup parah, sehingga membutuhkan distribusi air secara berkelanjutan hingga musim hujan yang diprediksi baru turun pada awal November.
"Saat ini, desa yang mengajukan permohonan bantuan air bersih baru Desa Kebonharjo. Namun sudah ada relawan dan donatur yang selama satu bulan sudah siap memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat," kata Kepala Pelaksana BPBD Kulon Progo Ariadi di Kulon Progo, Selasa.
Kemudian di Kecamatan Girimulyo, permintaan air bersih sudah dipenuhi oleh Tagana Girimulyo dan polsek setempat.
Ia mengatakan sampai saat ini, belum ada status tanggap darurat bencana kekeringan dari bupati, sehingga permintaan air bersih dilayani Dinas Sosial, dengan koordinatornya tetap BPBD.
"Status tanggap darurat bencana kekeringan akan dikeluarkan melihat situasi dan kondisi, serta permintaan masyarakat. Kalau sudah cukup masif, kami akan mengajukan permohonan SK Bupati tentang status tanggap darurat bencana kekeringan," katanya.
Namun demikian, lanjut Ariadi, kondisi kekurangan air bersih pada 2019 ini tidak separah pada 2018. Pada Juni 2018, permintaan distribusi air bersih sudah sangat masif, karena irigasi Kalibawang ditutup untuk perbaikan jaringan. Saat ini, baru Desa Kebonharjo yang mengajukan permohonan bantuan air bersih.
Ariadi memperkirakan daerah-daerah khusus, yang berpotensi kekeringan dan harus didistribusikan air, yakni Samigaluh, Kalibawang, Kokap, Girimulyo, sebagian Nanggulan, Pengasih, Sentolo, Panjatan, dan Lendah.
Ada 25 desa di sembilan kecamatan yang kemungkinan akan kekurangan air bersih. Tapi, kami sudah mempersiapkan distribusi air bersih. Sebelum status tanggap darurat kekeringan ditangani Dinsos, pasca-SK status tanggap darurat kekeringan ditangani BPBD," katanya.
Dia mengatakan kepedulian masyarakat dalam membantu warga yang kesulitan air bersih sangat tinggi, baik perorangan, BUMN, BUMD, swasta, dan instansi.
"Semoga kekeringan tidak parah, sehingga tidak perlu dikeluarkan status tanggap darurat kekeringan," katanya.
Baca juga: DKP Kulon Progo mengharapkan BBWSSO keruk pasir alur Sungai Bogowonto
Lebih lanjut, Ariadi mengatakan keberadaab PAMDes, Pansimas, PAMDus yang ada di setiap kecamatan sangat membantu masyarakat mencukupi kebutuhan air masyarakat. Namun demikian, ada laporan bahwa debitnya sudah mulai berkurang.
"PDAM Tirta Binangun juga sudah membangun jaringan ke masyarakat sehingga sangat terasa dampaknya pada waktu seperti ini," katanya.
Berita Lainnya
Erick Thohir: PSSI fokus mewujudkan sepak bola bersih-berprestasi Indonesia
Jumat, 19 April 2024 15:32 Wib
Petugas kebersihan merupakan garda terdepan wujudkan Bantul Bersih Sampah
Selasa, 2 April 2024 21:06 Wib
Membangun ketahanan air di Gunungkidul, DIY
Sabtu, 30 Maret 2024 20:02 Wib
Bantul gelontorkan puluhan miliar bangun pengolahan sampah
Selasa, 12 Maret 2024 18:47 Wib
Modal asing Rp13,67 triliun keluar bersih di Indonesia
Sabtu, 9 Maret 2024 1:14 Wib
Dinkes Gunungkidul mengimbau masyarakat terapkan hidup bersih cegah DBD
Kamis, 29 Februari 2024 13:46 Wib
Teknologi perangkat lunak simulasi PLTN dilirik BRIN
Kamis, 22 Februari 2024 15:07 Wib
Ingin tetap sehat saat liburan, lakukan hal ini
Jumat, 9 Februari 2024 9:17 Wib