Bantul memperoleh program padat karya infrastruktur di 26 lokasi (VIDEO)

id Padat karya,disnakertrans bantul

Bantul memperoleh program padat karya infrastruktur di 26 lokasi (VIDEO)

Kepala Disnakertrans Bantul Sulistyanto dan jajaran bersama pejabat Disnakertrans DIY meninjau lokasi kegiatan padat karya infrastruktur di wilayah Ngelosari, Desa Srimulyo, Bantul. (Foto ANTARA/Hery Sidik)

Bantul (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada tahun anggaran 2019 memperoleh program kegiatan padat karya infrastruktur dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi provinsi setempat di sebanyak 26 lokasi.

"Kegiatan padat karya ini kan ada yang berasal dari DIY dan kebetulan Bantul pada tahun 2019 ini mendapat 26 titik dengan sebagian besar pembangunan corblok untuk jalan," kata Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Bantul Sulistyanto disela meninjau kegiatan padat karya di Bantul, Kamis (4/7).

Menurut dia, dari 26 lokasi kegiatan padat karya infrastruktur tersebut sebanyak 17 lokasi kegiatan pembangunan corblok untuk jalan, kemudian empat lokasi pembangunan talud, kombinasi corblok dan talud empat lokasi dan pembuatan drainase satu titik.

Tiga lokasi kegiatan padat karya infrastruktur dari Disnakertrans DIY yang ditinjau tersebut semuanya pembangunan corblok, yaitu di Dusun Ngelosari Desa Srimulyo Piyungan, kemudian di wilayah Dusun Semuten Desa Jatimulyo Dlingo dan Dusun Tanjan Desa Temuwuh Dlingo.

"Tentunya manfaat utama di luar tujuan utama padat karya infrastruktur itu kan untuk pemberdayaan masyarakat terutama yang masih penganggur atau masyarakat setengah penganggur," katanya.
 

Sementara itu, Kepala Bidang Penempatan dan Perluasan Kerja Disnakertrans DIY Elly Supriyanti di lokasi kegiatan padat karya wilayah Ngelosari Srimulyo mengatakan, kegiatan padat karya infrastruktur di Bantul anggarannya dialokasikan melalui bantuan keuangan khusus (BKK) DIY.

"Kebetulan Bantul mendapat alokasi 26 paket, dan di sini (Ngelosari Srimulyo) salah satu titik dari 26 paket, setiap paket kegiatan anggarannya sebesar Rp129 juta, kemudian juga ada (dana) swadaya dari masyarakat," katanya.

Menurut dia, kegiatan padat karya ini tenaga yang dilibatkan sasarannya adalah masyarakat penganggur, setengah penganggur dan masyarakat miskin, juga masyarakat rentan misal mantan TKI dan yang sudah tidak punya pekerjaan karena terkena PHK.

"Dan mereka layak untuk mendapat pekerjaan. Harapannya bisa untuk mengurangi pengangguran meskipun sifatnya sementara karena kegiatan padat karya ini tidak terus-menerus, namun setidaknya bisa mendapatkan penghasilan," katanya.
    Baca juga: Pemkot Yogyakarta menjalankan enam paket padat karya pada 2019