Yogyakarta (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta menyebutkan gangguan cuaca berupa fenomena Madden Julian Oscilation (MJO) menyebabkan hujan dengan intensitas ringan terjadi secara tiba-tiba di Yogyakarta meski wilayah itu masih memasuki musim kemarau.
"Ada fenomena Madden Julian Oscilation dengan intensitas lemah di wilayah Sumatera dan Jawa," kata prakirawan Stasiun Klimatologi BMKG Mlati, Yogyakarta, Indah Retno Wulan di Yogyakarta, Sabtu.
Fenomena gangguan cuaca itu, kata dia, memicu awan-awan di atas DIY hingga sebagian besar Sumatera Selatan, Jawa, dan Nusa Tenggara Barat (NTB) dominan mendung hingga potensi hujan sangat ringan.
"Dua hari ini perawanan di DIY dominan mendung hingga hujan sangat ringan-ringan," kata dia.
Selain itu, kata dia, hujan dengan intensitas ringan juga dipicu adanya pertemuan masa udara pada lapisan awan di ketinggian 850 HPa.
"Kondisi gangguan cuaca seperti ini biasanya bertahan dua hingga tiga hari," kata dia.
Kepala Kelompok Data dan Informasi BMKG Stasiun Klimatologi Mlati, Yogyakarta Etik Setyaningrum menyebutkan secara umum iklim di wilayah DIY sampai dengan pertengahan Juli 2019 masih dalam periode musim kemarau.
"Diprakirakan musim kemarau akan masih berlanjut hingga dua sampai tiga bulan ke depan dan puncak musim kemarau diprediksi akan terjadi di bulan Agustus 2019," kata Etik.
Baca juga: BMKG: Suhu terendah di Yogyakarta mencapai 18 derajat Celcius
Berita Lainnya
Hujan badai terpa Indonesia
Jumat, 29 Maret 2024 7:36 Wib
Gunung Kidul, DIY, diguncang gempa
Kamis, 28 Maret 2024 19:48 Wib
Hujan ringan guyur Indonesia
Kamis, 28 Maret 2024 7:40 Wib
Hujan lebat terpa sejumlah wilayah Indonesia
Rabu, 27 Maret 2024 9:51 Wib
Hujan lebat guyur DKI Jakarta
Rabu, 27 Maret 2024 3:30 Wib
BMKG prakirakan Jateng masuki kemarau mulai Mei 2024
Selasa, 26 Maret 2024 13:06 Wib
Hujan lebat dan ekstrem guyur Indonesia
Selasa, 26 Maret 2024 7:02 Wib
Tuban, Jatim, diguncang gempa susulan
Selasa, 26 Maret 2024 6:24 Wib