Yogyakarta gencarkan sosialisasi penataan PKL Malioboro

id Malioboro, PKL, penataan

Yogyakarta gencarkan sosialisasi penataan PKL Malioboro

Suasana Malioboro hingga Titik Nol Kilometer Yogyakarta saat Selasa Wage. Pada hari tersebut, PKL dan komunitas lain di Malioboro libur (Eka Arifa Rusqiyati)

Yogyakarta (ANTARA) - Pemerintah Kota Yogyakarta akan menggencarkan kegiatan sosialisasi penataan kepada pedagang kaki lima di kawasan Malioboro, khususnya untuk pedagang yang berada di sisi barat Jalan Malioboro hingga Jalan Ahmad Yani.

“Saat mendengar masih ada komunitas pedagang kaki lima (PKL) yang belum sepakat dengan konsep penataan, terus terang saya merasa prihatin,” kata Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti di Yogyakarta, Selasa.

Menurut dia, kondisi tersebut salah satunya bisa disebabkan para pedagang kaki lima tersebut belum terpapar penjelasan yang baik mengenai konsep penataan yang akan dilakukan sehingga dibutuhkan sosialisasi yang lebih gencar.

“Kami akan gencarkan sosialisasi terkait konsep penataan tersebut. Yang perlu ditegaskan, penataan ini bukan penggusuran. Tujuannya adalah agar Malioboro ini layak dikunjungi. Itu yang penting,” katanya.

Haryadi menyebut, dalam konsep penataan saling membelakangi antar PKL yang akan diterapkan di sisi barat Jalan Malioboro hingga Jalan Ahmad Yani dimungkinkan ada pengurangan luasan.

“Saya kira, pedagang pun harus mulai melakukan penataan dagangan. Tidak semua barang bisa ditampilkan di lapak. Bukan gerobaknya yang justru harus diperbesar, tetapi harus dilakukan penataan barang dagangan,” katanya.

Ia menyebut, barang dagangan yang ditata menarik menjadi bagian penting untuk menarik minat wisatawan membeli oleh-oleh karena saat ini pengunjung Malioboro semakin lama semakin bervariasi.

Melalui sosialisasi yang lebih intensif, Haryadi berharap seluruh pihak dapat memahami rencana penataan yang akan dilakukan di Malioboro sehingga kawasan utama tujuan wisata di Kota Yogyakarta tersebut akan semakin tertata rapi dan pengunjung akan semakin nyaman.

Sedangkan terkait kekhawatiran akan muncul PKL baru saat penataan atau PKL baru yang akan menempati lahan yang ditinggalkan PKL lama, Haryadi memastikan bahwa hal tersebut tidak akan terjadi. “Kalau sampai ada PKL baru, segera sampaikan ke kami,” katanya.

Ia berharap, seluruh proses penataan PKL tersebut sudah bisa diselesaikan dalam waktu dekat dan tidak lebih dari tahun ini.

Sebelumnya, Koperasi Tri Dharma yang menaungi pedagang di sisi barat Jalan Malioboro hingga Jalan Ahmad Yani mengajukan audiensi dengan Pemerintah Kota Yogyakarta. Pedagang belum sepakat dengan rencana penataan saling membelakangi karena akan mengurasi luasan dan pedagang tidak leluasa berjualan.

Sedangkan Paguyuban Pemalni yang juga berjualan di sisi barat Jalan Malioboro setuju jika dipindahkan menghadap pedestrian dan membelakangi pedagang Tri Dharma. Selama ini, pedagang dari dua paguyuban tersebut berjualan saling behadapan di sepanjang koridor toko di sisi barat Jalan Malioboro hingga Jalan Ahmad Yani.