Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antar bank di Jakarta pada Rabu pagi melemah pasca terpilihnya Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menggantikan Theresa May.
Pada pukul 9,45 WIB, rupiah bergerak melemah 37 poin atau 0,26 persen menjadi Rp14.022 per dolar AS dibanding posisi sebelumnya Rp13.985 per dolar AS.
Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih di Jakarta, Rabu, mengatakan, Boris Johson dikenal sebagai inisiator keluarnya Inggris dari Uni Eropa atau Brexit dan menjanjikan Inggris akan keluar dari Uni Eropa tanpa kesepakatan. Presiden Trump sebagai pendukung kuat Boris langsung mengucapkan selamat.
"Duo Trump dan Johnson ini bisa menjadi mitra yang menguatkan pola tatanan perdagangan global baru yang menuju pada proteksi. Ketidakpastian terkait isu proteksi perdagangan kemungkinan menguat," ujar Lana.
Johnson-Trump mengingatkan pada era 1980-an yang pada waktu itu Presiden AS Ronald Reagan dan PM Inggris Margaret Thatcher melakukan perubahan tatanan perdagangan dunia dari yang berproteksi menjadi perdagangan bebas, yang saat ini barangkali akan dibalikkan kembali oleh duo tersebut.
Lana memperkirakan hari ini rupiah akan bergerak melemah di kisaran Rp13.990 per dolar AS sampai Rp14.020 per dolar AS.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Rabu ini menunjukkan, rupiah melemah menjadi Rp14.011 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp13.963 per dolar AS.
Berita Lainnya
Fundamental ekonomi Indonesia kokoh tahan pelemahan rupiah
Jumat, 19 April 2024 6:10 Wib
Rupiah ditutup melemah menjadi Rp15.526 per dolar AS
Senin, 8 Januari 2024 15:42 Wib
Rupiah melemah jadi Rp15.430 per dolar AS
Selasa, 2 Januari 2024 9:36 Wib
Rupiah melemah, perusahaan harus jaga neraca keuangan
Kamis, 2 November 2023 7:17 Wib
Presiden sebut depresiasi rupiah tak ganggu sektor riil-keuangan
Selasa, 24 Oktober 2023 21:20 Wib
Menkeu: Mitigasi disiapkan cegah pelemahan rupiah
Senin, 23 Oktober 2023 19:13 Wib
Kurs rupiah melemah Rabu pagi
Rabu, 18 Oktober 2023 9:16 Wib
Rupiah melemah karena lonjakan permintaan aset "safe haven"
Senin, 16 Oktober 2023 16:18 Wib