Kulon Progo mengintensifkan pengawasan hewan kurban di tempat penampungan

id Hewan Kurban,Kulon progo

Kulon Progo mengintensifkan pengawasan hewan kurban di tempat penampungan

Penjual hewan kurban di Kabupaten Kulon Progo mulai kebanjiran permintaan menjelang Idul Adha 2019. (ANTARA/Sutarmi)

Kulon Progo (ANTARA) - Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, akan mengintensifkan pengawasan hewan kurban di tempat penampungan hewan dan Pasar Hewan Pengasih untuk mengantisipasi penyebaran antraks di wilayah ini.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo Aris Nugraha di Kulon Progo, Kamis, mengatakan pengawasan akan mulai dilakukan awal Agustus nanti dengan melibatkan seluruh petugas kesehatan hewan yang ada di tingkat kecamatan dan bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Hewan UGM.

"Saat ini intensitas transaksi jual beli hewan kurban di Kulon Progo di pasar hewan dan rumah penampungan hewan mulai meningkat. Rencananya, awal Agustus hingga pemotongan hewan nanti kami akan melakukan pengawasan secara intensif supaya hewan yang disembelih terjamin kesehatannya dan mencegah kasus antraks masuk," kata Aris.

Ia mengatakan jumlah penampungan hewan ternak di Kulon Progo lebih dari 150 titik yang tersebar di 12 kecamatan, sehingga perlu ada pengawasan secara menyeluruh. Rencananya, tim akan dibagi tiga. Tim pertama wilayah utara yang meliputi Kecamatan Girimulyo, Samigaluh, Kalibawang dan Nanggulan. Tim kedua wilayah tengah yang meliputi Sentolo, Pengasih, Wates, Lendah. Tim ketiga wilayah selatan yang meliputi Galur, Panjatan, Temon dan Kokap.

"Kami akan melibatkan seluruh petugas kesehatan hewan dan mahasiswa dalam pengawasan hewan kurban dan saat penyembelihan hewan kurban nanti," katanya.

Aris juga mengatakan Dinas Pertanian dan Pangan sudah mengeluarkan surat edaran kepada seluruh pedagang ternak di Kulon Progo untuk menghindari pengadaan hewan kurban yang berasal dari wilayah yang sedang terkena kasus antraks.

"Kami sudah memberikan pemahaman kepada pedagang hewan ternak, setidaknya hewan yang masuk ke Kulon Progo dilengkapi dengan surat keterangan kesehatan hewan (SKKH) yang berasal dari daerah yang mereka beli," katanya.

Salah satu pedagang sapi partai besar Mall Sapi di Desa Sukoreno, Olan Suparlan mengatakan selama bertahun-tahun dirinya mengaku sudah mendatangkan sapi dari kelompok ternak Gunung Kidul.

"Kualitas daging sapi dari Gunung Kidul sangat bagus, dan perawatannya terjamin. Sehingga membuat kerja sama ini awet sampai sekarang," kata Olan.

Terkait imbauan dari DPP tentang anjuran tidak mendatangkan ternak dari Gunung Kidul, pihaknya tak terlalu menggubrisnya. Menurutnya, selama ternak yang dijual sehat maka hal itu tak perlu dipermasalahkan.

"Kerja sama kami sudah berjalan bertahun-tahun, Alhamdulillah sehat. Tidak ada halangan penyakit. Jadi masih mendatangkan dari Gunung Kidul," katanya.

Baca juga: Penjualan hewan kurban mulai meningkat di Pasar Ambarketawang