Pemkab Kulon Progo mengembangkan wisata berbasis budaya lokal

id Nglinggo,Budaya lokal,Kulon Progo,KSPN Borobudur,BIY

Pemkab Kulon Progo mengembangkan wisata berbasis budaya lokal

Salah satu pengunjung melakukan swafoto di Objek Wisata Nglinggo, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo. (Foto ANTARA/Sutarmi)

Kulon Progo (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengembangkan objek wisata berbasis budaya lokal untuk mengatasi kejenuhan wisatawan terhadap objek wisata di wilayah ini.

Kepala Bidang Destinasi Wisata Dinas Pariwisata Kulon Progo Sari Wulandari di Kulon Progo, Senin, mengakui saat ini beberapa objek wisata yang mengandalkan wisata alam dan swafoto berlatarbelakang pemandangan mengalami penurunan jumlah wisatawan.

"Objek wisata akan bertahan bila mengangkat budaya. Memang, 60 persen wisatawan yang berkunjung ke objek-objek wisata di Kulon Progo karena budaya yang ada sehingga ke depan kami konsisten mengembangkan objek wisata berbasis budaya," kata Sari.

Menurut dia, wisata berbasis panorama alam masih menjadi ikon, tetapi akan dikolaborasikan dengan budaya lokal. Berdasarkan analisa, wisatawan mancanegara lebih tertarik dengan wisata berbasis budaya.

"Misalnya, semua kegiatan wisata di Nglinggo, mulai dari memetik teh, membuat gula aren, tari Langger Tapen dikemas menjadi suguhan yang menarik bagi wisatawan mancanegera," katanya.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kulon Progo Agus Langgeng Basuki mengatakan pariwisata yang hanya mengandalkan panorama keindahan alam, kurang kompetitif.

Artinya pada saat tertentu akan terkena imbas oleh waktu dan bersaing dengan daerah lain yang mengembangkan hal yang sama.

"Pariwisata yang berkelanjutan dan ke depan bisa menjadi andalan kami, yakni pariwisata yang berbasis budaya," kata Langgeng.

Menurut dia, pariwisata yang berbasis budaya ini akan menarik karena tidak lekang oleh waktu. Orang dan generasi yang mendatang akan tertarik, begitu juga wisatawan mancanegara. Mereka akan lebih tertarik wisata berbasis budaya, kalau disuruh memilih antara wisata yang berbasis murni panorama dengan wisata yang berbasis budaya.

"Kalau wisata murni mengandalkan panorama alam, semua orang bisa menciptakan, supaya wisata Kulon Progo kompetitif, harus berbasis budaya supaya memiliki nilai lebih," katanya.

Langgeng mencontohkan pengembangan wisata berbasis budaya, yakni objek wisata Gua Kiskendo dipadukan potensi budaya lokal dengan memunculkan tarian Sugriwo Subali. Demikian juga daerah lain.

"Budaya ini sangat luas, tidak hanya seni tari, tapi juga bisa lagu," katanya.

Baca juga: Handayani Rock Fishing ajak wisatawan ke Gunung Kidul