Sembilan desa di pesisir Kabupaten Bantul dikukuhkan sebagai destana

id BPBD Bantul,destana

Sembilan desa di pesisir Kabupaten Bantul dikukuhkan sebagai destana

Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul, DIY (Foto ANTARA/Hery Sidik)

Bantul (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyebut sembilan desa di wilayah pesisir selatan daerah itu telah dikukuhkan sebagai desa tangguh bencana tsunami mengingat adanya potensi ancaman bencana tersebut.

"Untuk sembilan desa di wilayah selatan itu sudah dibentuk dan dikukuhkan menjadi destana (desa tangguh bencana) yang terakhir (dikukuhkan) itu Desa Trimurti," kata Manajer Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) BPBD Bantul Aka Luk Luk Firmansyah di Bantul, Rabu.

Sembilan desa yang sudah dibentuk destana untuk tsunami apabila ada gempa bumi tektonik atau pemicu lainnya itu tersebar di tiga kecamatan yang berbatasan langsung dengan laut selatan, yaitu desa-desa di wilayah Kecamatan Srandakan, Kecamatan Sanden dan Kretek.

Dia mengatakan, pembentukan destana di Bantul, terutama di pesisir, dimulai bertahap pascagempa bumi 2006, sebab dari kejadian itu masyarakat dan pemerintah menyadari adanya potensi ancaman tsunami akibat gempa seperti yang terjadi di daerah lain.

"Kalau kegiatan yang dilakukan untuk sembilan desa sudah dari 2006 itu sudah mulai melakukan upaya penyadaran dan juga kegiatan yang dilakukan di wilayah selatan, seperti sosialisasi kemudian membuat jalur evakuasi," katanya.

Dia juga mengatakan, dalam membuat jalur-jalur evakuasi untuk korban bencana itupun juga melibatkan partisipasi dengan warga setempat, karena yang mengetahui jalur atau jalan-jalan tikus di dalam kampung atau dusun adalah warga setempat.

"Sehingga strategi dari masing-masing dalam melakukan evakuasi di dusun atau desa melibatkan warga masyarakat, kemudian dari tahun 2006 sampai 2019 (masyarakat) di tiga kecamatan sudah melakukan simulasi bencana tsunami," katanya.

Lebih lanjut dia mengatakan, dengan dibentuknya destana tsunami di wilayah selatan itu, harapannya masyarakat semakin sadar tentang ancaman bencana dan tidak perlu takut, namun selalu meningkatkan kapasitas diri dalam evakuasi mandiri dan mengetahui apa yang harus dilakukan.

"Potensi ancaman itu memang nyata karena dari sejarah kejadian tsunami itu juga dilakukan pemetaan potensi itu, kalau sudah tahu ancamannya maka bisa melakukan peningkatan kapasitas, kita tidak harapkan tsunami, tapi ketika ada mereka sudah tahu harus bagaimana dan melakukan apa," katanya.

Baca juga: Ekspedisi Destana Tsunami pengingat potensi ancaman tsunami