Pemkab Gunung Kidul menggencarkan budi daya lele kolam bulat (VIDEO)

id Budi daya lele,Gunung Kidul

Pemkab Gunung Kidul menggencarkan budi daya lele kolam bulat (VIDEO)

Warga Desa Kepek I, Kecamatan Wonosari, berhasil mengembangkan budi daya lele dengan sistem bioflog dan bioponik.. (Foto ANTARA/Sutarmi)

Gunung Kidul (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menggencarkan budi daya lele dengan kolam bundar atau bioflok untuk meningkatkan konsumsi ikan masyarakat setempat karena tingkat konsumsi ikan baru 19 per kapita per tahun.

Bupati Gunung Kidul Badingah di Gunung Kidul, Rabu, mengapresiasi keberhasilan warga Desa Kepek I, Kecamatan Wonosari, yang berhasil mengembangkan budi daya lele dengan sistem bioflok dan bioponik..

"Desa Kepek tidak hanya memanen ikan lele tetapi juga memanen sayuran seperti kangkung. Kegiatan ini juga untuk memicu masyarakat untuk makan ikan karena masyarakat Gunung Kidul masih kurang mengonsumsi ikan," kata Badingah. Selain meningkatkan konsumsi ikan, memanen ikan lele dan sayuran dapat juga meningkatkan ekonomi di masyarakat. Selain itu kegiatan ini merupakan kampanye gemar makan ikan.

"Panen ini dengan cara alami tidak menggunakan pestisida, sehingga produk yang dijual masyarakat di sini memiliki keunggulan dibandingkan dengan produk lainnya. Sayuran di sini semi organik," katanya.

Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan (DPP) Gunung Kidul Krisna Berlian mengatakan budi daya lele ini dengan menggunakan kolam terpal bundar, dan diintegrasikan dengan sayuran. Diharapkan tiap minggu atau dua minggu dapat dipanen.

"Masyarakat juga tidak tergantung dengan tanah yang gersang, ini bisa menjadi inspirasi masyarakat lainnya dan yang terpenting adalah komitmen," katanya.

Ia juga berharap budi daya lele dengan sistem bioflok ini bisa dilakukan oleh setiap keluarga sehingga dapat memenuhi kebutuhan protein keluarga. Selain itu, dapat meningkatkan konsumsi ikan masyarakat. Data perkapita konsumsi ikan di Gunung Kidul berkisar 19 per kapita per tahun dan berada di peringkat 3 di DIY.

"Kalau di DIY tidak terlalu tertinggal, kalau secara nasional memang tertinggal. Nasional angka per kapita 40," katanya.

Sementara itu, Kepala Dusun Kepek I, Sukirno mengatakan kolam bundar dan sayuran hidroponik adalah inisiatif dari pemuda Dusun Kepek I, yang menginginkan kawasan pertanian di tengah perkotaan.

"Pemuda yang memiliki konsep pertanian di tengah kota, nantiada pertanian, ternak, budi daya ikan," katanya.