Yogyakarta (ANTARA) - Upaya penataan kawasan kumuh di bantaran sungai di Kota Yogyakarta terus dilakukan, salah satunya di bantaran Sungai Gajah Wong, dan Pemerintah Kota Yogyakarta bahkan sudah menyiapkan lokasi relokasi bagi warga terdampak.
“Kami siapkan rumah susun untuk warga yang terdampak penataan. Lokasinya tidak jauh dari tempat tinggal mereka,” kata Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi saat meninjau program penataan kawasan kumuh di bantaran Sungai Gajah Wong di Yogyakarta, Senin.
Dalam program penataan bantaran Sungai Gajah Wong dilakukan pendekatan “mundur dan madep kali” atau memundurkan dan menghadapkan rumah ke arah sungai sehingga akan ada rumah warga yang harus dipotong sebagian.
Bagi warga yang rumahnya terpotong lebih dari 50 persen akan direlokasi dan memperoleh prioritas untuk menempati rumah susun yang akan dibangun tidak jauh dari bantaran Sungai Gajah Wong di Kelurahan Muja Muju.
Di Kelurahan Muja Muju, program penataan kawasan kumuh di bantaran Sungai Gajah Wong sudah dilakukan sejak tahun lalu dengan membangun jalan inspeksi sepanjang 382 meter dan dilanjutkan pada tahun ini dengan membangun jalan inspeksi sepanjang sekitar 500 meter.
Sebanyak 41 rumah terdampak penataan kawasan kumuh yang dilakukan dan terdapat dua rumah yang harus terpotong hingga lebih dari 50 persen.
Jalan inspeksi dengan lebar tiga meter di Kelurahan Muja Muju tersebut nantinya akan semakin memudahkan akses masyarakat untuk beraktivitas termasuk memberikan kemudahan untuk kegiatan mitigasi kebencanaan maupun kegawatdaruratan.
“Nantinya, mobil pemadam kebakaran dan ambulans bisa masuk hingga ke dalam kampung dan memudahkan kegiatan evakuasi atau penanganan kegawatdaruratan,” katanya.
Heroe berharap, penataan kawasan kumuh yang dilakukan di Kelurahan Muja Muju bisa menjadi contoh dalam penataan kawasan kumuh di bantaran sungai lain. “Dengan adanya penataan kawasan kumuh tentu kondisi lingkungan akan semakin baik dan kualitas hidup warga meningkat,” katanya.
Pada tahun ini, juga akan dilakukan penataan kawasan kumuh di bantaran Sungai Gajah Wong yang berada di Kelurahan Warungboto. Di kelurahan tersebut terdapat 27 rumah terdampak dengan satu rumah harus terpotong hingga 50 persen.
Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Kota Yogyakarta Agus Tri Haryono mengatakan, lahan untuk lokasi pembangunan rumah susun sudah disiapkan dengan luas sekitar 350 meter persegi.
“Ini baru dalam proses untuk penyelesaikan seluruh administrasinya. Ada koordinasi dengan Dinas Pertanahan dan Tata Ruang serta BPN untuk proses kekancingan,” katanya.
Pembiayaan pembangunan rumah susun diusulkan menggunakan dana pemerintah, baik dari APBD Kota Yogyakarta, DIY maupun dari pusat.
Rumah susun yang terbangun direncanakan memiliki tiga lantai dengan 30 unit rumah tipe 36 meter persegi. “Rumah susun ini bukan hanya untuk relokasi warga terdampak penataan di Muja Muju saja tetapi juga di bantaran sungai lain,” katanya.
Baca juga: Pembangunan Embung Giwangan Yogyakarta didukung warga