Pemkab mengimbau masyarakat menggunakan daun jati distribusikan daging

id Daun jati,Hewan kurban,Gunung Kidul,Idul Adha

Pemkab mengimbau masyarakat menggunakan daun jati distribusikan daging

Wakil Bupati Gunung Kidul Immawan Wahyudi. (Foto ANTARA/Sutarmi)

Gunung Kidul (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengimbau kepada masyarakat untuk mengurangi penggunaan kantong plastik saat mendistribusikan daging kurban dengan menggantinya dengan daun pohon jati.

"Saya mengimbau kepada para penyelenggara sembelihan hewan kurban, usahakan agar menggunakan daun jati. Atau setidaknya jangan pakai (kantong) plastik sebagai pembungkus daging kurban," imbau Wakil Bupati Gunung Kidul Immawan Wahyudi di Gunung Kidul, Senin.

Namun demikian, kata Immawan, Pemkab Gunung Kidul nelum mengeluarkan surat edaran terkait tidak meminimalisir penggunaan kantong plastik saat distribusi daging kurban. Saat ini, Dinas Pertanian dan Pangan, dan Dinas Lingkungan Hidup telah mengkampanyekan gerakan mengurangi penggunaan sampah plastik.

Ia mengajak panitia penyembelihan hewan kurban untuk kembali pada kearifan lokal. Adapun kearifan lokal yang ia maksud adalah menggunakan dedaunan sebagai pengganti kantong plastik.

"Belum ada secara formal, tapi kami sudah berkali-kali berkampanye dan mengajak masyarakat untuk menghindari penggunaan plastik," katanya.

Menurut dia, penggunaan kantong plastik, khususnya kantong plastik daur ulang berpotensi menyebarkan dua penyakit. Adapun dua penyakit yang ia maksud adalah penumpukan sampah plastik dan penyakit yang menyerang kesehatan manusia.

"Pemakaian daun jati adalah kearifan lokal, di mana masyarakat biasa mengemas daging dengan daun jati. Apalagi kalau daging dikemas daun jati daya tahannya lebih lama, tapi kalau pakai plastik malah bisa cepat busuk," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Gunung Kidul Bambang Wisnu Broto mengatakan, selain memastikan kesehatan hewan ternak, petugas di lapangan turut memberikan sosialisasi terkait penggunaan kantong plastik sebagai pembungkus daging kurban.

"Kami menganjurkan pakai "besek" (terbuat dari anyaman bambu). Tapi kalau memang terpaksanya pakai kresek (kantong plastik) ya pakailah yang warna putih bukan hitam. Karena yang warna hitam itu tidak bisa didaur ulang," katanya.

Selain itu, Bambang telah memberi sosialisasi kepada masyarakat untuk tidak mencampur bagian daging dengan jeroan dalam satu kantong plastik. Menurutnya, hal itu akan mempengaruhi kualitas daging kurban yang didistribusikan.

"Jadi daging sama jeroan itu tidak boleh dicampur, harus disendirikan. Kalau terpaksanya dicampur ya harus direbus dulu," katanya.

Baca juga: ACT akan mendistribusikan 1.000 hewan kurban di DIY