Bantul beri bimtek 100 takmir masjid terkait penyembelihan hewan kurban

id Sapi kurban

Bantul beri bimtek 100 takmir masjid terkait penyembelihan hewan kurban

Sapi sapi yang terdapat di Pasar Hewan Imogiri, Kabupaten Bantul, DIY (Foto ANTARA/Hery Sidik)

Bantul (ANTARA) - Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta memberikan bimbingan teknis kepada sebanyak 100 takmir masjid di daerah ini tentang tata cara penyembelihan hewan kurban menghadapi Idul Adha 1440 Hijriah.

"Terkait penyembelihan hewan kurban, kemarin ada bimtek (bimbingan teknis) untuk 100 takmir masjid, kami harapkan mereka bisa menyebarluaskan kepada takmir-takmir masjid di sekitarnya," kata Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan Bantul Joko Waluyo di Bantul, Sabtu.

Menurut dia, 100 takmir masjid atau panitia pemotongan hewan kurban di masjid yang mendapat bimtek itu tersebar di semua kecamatan terutama di titik-titik pemotongan hewan dalam jumlah banyak, selain tata cara penyembelihan, takmir juga dibekali mengenai perlakuan hewan setelah disembelih.

"Kami juga mengimbau nanti untuk pembersihan 'jeroan' (organ dalam) hewan itu jangan sampai di sungai, namun pakai air sumur yang mengalir. Kami juga harapkan nanti (saat memotong) dibuat jugangan atau lubang di tanah untuk dipendam," katanya.

Dia juga meminta agar para panitia pemotongan hewan kurban memperhatikan alas yang digunakan untuk mengiris daging agar selalu terjaga kebersihan dan sanitasinya, dan juga tempat daging yang sudah dipotong-potong menggunakan tas kresek putih.

"Harapan kami seperti itu, terus tempat daging kami harapkan seandainya pakai tas kresek pakai tas kresek yang warna jernih jangan hitam, karena (kresek) hitam itu daur ulang limbah," katanya.

Bahkan, kata dia, kalau bisa takmir atau panitia hewan kurban memakai tempat dari anyaman bambu atau besek untuk tempat daging, selain itu juga menggunakan daun kelapa atau daun jati sebagai alas pemotongan daging hewan kurban.

"Kami harapkan daging dan jeroan di pisah jangan sampai dicampur karena daging mempunyai sifat menyerap bau, syukur-syukur kalau takmir ada waktu masak jeroan terlebih dahulu sebelum dibagikan ke masyarakat," katanya.

Sedangkan kalau tidak ada waktu, kata dia, panitia bisa memberikan saran kepada penerima jeroan untuk segera dimasak kalau sudah sampai rumah agar tidak cepat bau karena bakteri dan bisa menyebabkan kebusukan.
Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024