Wacana merepatriasi kerangka tentara AS di Papua perlu melibatkan daerah

id Arkeolog : wacana repatriasi kerangka tentara Amerika perlu libatkan daerah,Papua

Wacana merepatriasi kerangka tentara AS di Papua perlu melibatkan daerah

Arkeolog Papua Hari Suroto (tengah) berpose dengan rekan-rekan guru dari SMP Negeri 1 Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua. (Dokumen FB Hari Suroto)

Jayapura (ANTARA) - Arkeolog Papua Hari Suroto berpendapat bahwa wacana dan keputusan terkait repatriasi kerangka tentara Amerika Serikat yang meninggal dan dimakamkan di Papua saat Perang Dunia II, perlu melibatkan pemerintah provinsi dan kabupaten sehingga memberikan manfaat kepada warga setempat.

"Ada wacana bahwa tulang-belulang tentara Amerika Serikat di Papua yang meninggal pada Perang Dunia ke-II akan diambil atau direpatriasi," kata Hari Suroto ketika dihubungi dari Kota Jayapura, Papua, Senin.

Menurut dia, wacana tersebut mengemuka dalam presentasi Evaluasi Hasil Penelitian Arkeologi yang diselenggarakan oleh Pusat Penelitian Arkeologi Nasional di Jakarta belum lama ini.

"Pemerintah Amerika Serikat sedang menjajaki kemungkinan merepatriasi tentaranya yang meninggal dalam perang Pasifik di Papua. Hal ini berdasarkan sumber di Biro Perencanaan dan Kerja sama Luar Negeri Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang mengemuka dalam evaluasi di Jakarta," katanya.

Belajar dari repatriasi tulang belulang tentara Jepang sebelumnya, kata dia, repatriasi tulang belulang tentara Amerika ini perlu disusun nota kesepahaman atu MoU 'government to goverment'.



"Penyusunan MoU ini juga perlu melibatkan pemerintah daerah Papua. Jumlah kerangka tentara Amerika ini jumlahnya hanya ratusan saja, tidak sebanyak kerangka tentara Jepang yang mencapai ribuan," katanya.

Pada Perang Pasifik tahun 1944, jelas alumnus Universitas Udayana Bali itu, tentara Amerika di bawah Jenderal Douglas Mac Arthur berhasil mengalahkan pasukan Jepang di Papua.

"Mac Arthur menjadikan Ifar Gunung Sentani, Kabupaten Jayapura sebagai markas komando untuk Pasifik Barat Daya. Dari markasnya di Sentani, sambil minum es krim, Mac Arthur merencanakan serangan ke Philipina," katanya.



Hari menduga bahwa kerangka tentara Amerika ini terkadang bercampur dengan kerangka orang Papua maupun kerangka tentara Jepang, sehingga untuk membedakannya perlu pemeriksaan forensik tulang belulang.

"Selain itu dalam repatriasi tulang belulang tentara Amerika ini juga perlu memperhatikan temuan serta yaitu artefak peninggalan Perang Pasifik," katanya.

Hari menambahkan bahwa kerangka tentara Amerika yang meninggal dalam pertempuran Perang Pasifik terdapat di Kabupaten Jayapura, Kabupaten Sarmi, Kabupaten Biak Numfor, Provinsi Papua dan Kabupaten Tambrauw di Provinsi Papua Barat.


 
Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024