UGM menyelenggarakan Kongres Pancasila XI

id Kongres Pancasila UGM

UGM menyelenggarakan Kongres Pancasila XI

Wakil Presiden Jusuf Kalla menjadi pembicara kunci pada Kongres Pancasila ke XI di UGM. (Foto istimewa)

Sleman (ANTARA) - Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta melalui Pusat Studi Pancasila kembali mengadakan Kongres Pancasila XI bertajuk "Aktualisasi Pancasila dalam Merajut Kembali Persatuan Bangsa" di Balai Senat, Kamis.

Dalam Kongres Pancasila XI ini, Wakil Presiden, Jusuf Kalla (JK) menjadi pembicara utama dengan mengetengahkan tema "Merajut Persatuan Bangsa" ini bertujuan menegaskan tanggung jawab segenap elemen masyarakat untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.

Penegasan ini dirasa penting, terutama dalam konteks masyarakat yang beberapa waktu terakhir sempat diwarnai oleh rivalitas tensi tinggi dan ancaman perpecahan, serta kegaduhan yang bersumber dari berita-berita hoaks dan provokatif.

"Perjuangan para pendahulu kita dalam menentang kolonialisme adalah demi merontokkan struktur yang membeda-bedakan warga negara, menolak struktur anti-kesetaraan dan anti-kebebasan. Sayangnya, dalam kehidupan kita hingga saat ini masih terjadi relasi kuasa yang tidak seimbang," kata Rektor UGM Prof Ir Panut Mulyono, M.End., D.Eng., IPU.

Menurut dia, untuk mewujudkan visi bernegara seperti yang termuat dalam Pembukaan UUD 1945 alinea kedua, dibutuhkan kemauan dan kemampuan setiap warga negara untuk bekerja sama di dalam segala ragam perbedaan yang ada.

"Persatuan menjadi kunci dalam suasana kehidupan yang diliputi oleh perpecahan, sehingga kerja sama membangun negara menjadi terlalu sulit dilakukan bila kehidupan berbangsa dipenuhi prasangka, dan ketiadaan rasa saling percaya," katanya.

Ia mengatakan, munculnya sejumlah organisasi atau masyarakat sipil yang tidak sipil menjadi tantangan penting untuk masyarakat demokrasi dan masyarakat Pancasila hari ini.

Sebuah negara yang dipenuhi oleh sikap-sikap yang tidak sipil dan penuh kebencian akan memecahkan sendi-sendi persatuan bangsa yang telah dibangun bersama-sama, menjadikan lingkungan tidak sehat, merusak dan beracun, tidak menciptakan kemajuan, produktivitas dan peradaban yang tinggi.

"Kebebasan mengungkapkan pikiran, dan keyakinan perlu diberi tempat, kita lindungi dan kita beri salurannya, agar ide-ide dan kreatifitas bisa mengalir dengan bebas. Tetapi dalam menjalankan hak bersuara ini, lakukanlah secara sipil, dengan cara yang elegan dan beradab," katanya.

Dalam Kongres ini, akan dipresentasikan 141 "abstrak call for papers" dari para peserta kongres.

Di samping itu, rangkaian acara Kongres Pancasila juga diisi dengan Orasi Kebangsaan dari Menteri Komunikasi dan Informatika RI dengan tema "Berita Bohong (hoaks) Merusak Kesatuan Bangsa" serta dari Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta dengan tema "Pesan Persatuan Bangsa, dari Yogya untuk Indonesia", juga paparan oleh berbagai pembicara lainnya.
Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024