Kulon Progo mendorong pelaku IKM menjual produk secara daring

id Penjualan online,Kulon Progo,Dinas Perdagangan

Kulon Progo mendorong pelaku IKM menjual produk secara daring

Dinas Perdagangan Kabupaten Kulon Progo melalukan pendampingan pelaku IKM supaya produk mereka diterima pasar. (Foto ANTARA/Sutarmi)

Kulon Progo (ANTARA) - Dinas Perdagangan Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mendorong pelaku industri kecil menengah di wilayah ini mulai menjual produk melalui media daring untuk menghadapi pasar global dan industri 4.0.

Kepala Bidang Perindustrian Dinas Perdagangan Kulon Progo Dewantoro di Kulon Progo, Rabu, mengatakan saat ini, pelaku industri kecil menengah (IKM) mulai menjual produknya secara daring, namun jumlahnya belum banyak.

"Beberapa pelaku IKM yang generasi muda memang sudah menjual produk IKM secara daring, tapi pelaku IKM yang umurnya sudah tua tidak ada," kata Dewantoro.

Ia mengatakan sebagian pelaku IKM sudah dilibatkan dalam belabeliKu.com, khususnya pelaku IKM yang produknya sudah bisa bersaing. Kemudian, pelaku IKM yang memiliki adroid sudah diberikan bimbingan cara berjualan secara daring.

"Dari total pelaku IKM yang mencapai puluhan ribu, baru tiga persennya yang menjual secara daring. Jumlahnya sangat kecil," katanya.

Dewantoro mengatakan pelaku IKM yang menjual secara daring, yakni penjual roto dan makanan olahan yang pelakunya generasi muda, seperti Coklat Makaryo. Ia mengakui, pelaku IKM di Kulon Progo gagap teknologi.

"Pelaku IKM ini kebanyakan sudah tua dan tradisional. Kemudian, di daerah kawasan Bukit Menoreh, seperti Kokap, Girimulyo, dan Samigaluh susah jaringan, yang menghambat pemasaran secara daring," katanya.

Selain itu, lanjut Dewantoro, pihaknya memberikan pelatihan-pelatihan kepada pelaku industri kecil dan menengah mengolah potensi lokal untuk diproduksi supaya memiliki nilai jual dan mampu meningkatkan ekonomi masyarakat.

"Kami memberikan pelatihan pemanfaatan bahan baku untuk produk - produk yang bisa dipromosikan dan laku untuk mendukung KSPN Borobudur. Masyarakat harus siap menyambut Bukit Menoreh sebagai pusat wisata baru," kata Dewantoro.

Ia mengatakan potensi di Bukit Menoreh sangat banyak, serti empon-empon, teh, kopi, bunga krisan, durian, kelengkeng hingga minyak atsiri. Bahan baku lokal tersebut dapat dimanfaatkan untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi masyarakat di kawasan Bukit Menoreh, yakni Kecamatan Kokap, Samigaluh, Kalibawang, Nanggulan dan Girimulyo.

"Adanya KSPN Borobudur, sepanjang jalan di kawasan Bukit Menoreh "uang berceceran". Untuk itu, kami mulai mempersiakan sumber daya manusia (SDM) dari sisi ketrampilan supaya mereka tidak hanya menjadi penonton saat wisata Bukit Menoreh menjadi tujuan utama wisata," katanya.

Rencananya, lanjut Dewantoro, Dinas Perdagangan akan mendampingi masyarakat Jatimulyo, Girimulyo mengembangkan kawasan usaha rakyat untuk konoditas empon-empon. Yakni mengajari masyarakat membuat jamu dan bagaimana pengemasan, serta penjualan.

"Kami berharap pengembangan industri kecil empon-empon menggerakan ekonomi masyarakat dan mendukung pariwisata. Pelaku IKM dapat menjual jamu mereka di objek-objek wisata yang dikembangkan masyarakat," katanya.

Selanjutnya, Dinas Perdagangan juga akan mendampingi masyarakat mengembangkan komoditas teh, kopi, minyak atsiri dan bunga krisan di Kecamatan Samigaluh. Potensi bahan baku tersebut mudah dijumpai, sehingga perlu dikemas dengan baik supaya mendukung pariwisata di wilayah tersebut.

"Kami berharap masyarakat mulai mengembangkan potensi lokal untuk kesejahteraan mereka," harapnya.