Masyarakat sekitar akses keluar tol Yogya-Solo menunggu kepastian lokasi

id Tol,Sleman,Tol Yogya-Solo,Lahan pertanian

Masyarakat sekitar akses keluar tol Yogya-Solo menunggu kepastian lokasi

Seorang petani di Dusun Ngawen, Maguwoharjo, Depok, Sleman sedang memanen hasil padi di lahan miliknya. Sejumlah warga Ngawen mnegaku khawatir lahan pertanian produktif mereka terdampak tol Yogya-Solo. (Foto Antara/Victorianus Sat Pranyoto)

Sleman (ANTARA) - Masyarakat di Dusun Ngawen, Maguwoharjo, Depok, Kabupaten Sleman menunggu kepastian lokasi tepat yang akan digunakan sebagai exit atau akses keluar tol Yogya-Solo meskipun sudah ditentukan yakni di kawasan Lotte Mart, Maguwoharjo, Depok, Sleman.

"Kami sudah sering mendengar dan dapat informasi dari berita bahwa jalan tol akan melewati daerah ini, lokasi pastinya belum disosialisasikan ke masyarakat," kata warga Dusun Ngawen, Maguwoharjo Muji (68) di Sleman, Rabu.

Menurut dia, belum adanya sosialisasi tersebut membuat masyarakat resah, terutama yang memiliki lahan pertanian dan menggantungkan hidup dari sektor tersebut.

"Ada kekhawatiran jika nantinya pembangunan tol akan menggusur lahan pertanian dan tidak bisa mendapat lahan ganti yang sama produktivitasnya," katanya.

Menurut perempuan yang telah bertahun-tahun hidup sebatang kara, dirinya khawatir karena selama ini menggantungkan hidupnya dari hasil panen pada lahan seluas 1.300 meter persegi miliknya.

"Hanya punya ini, ini sumber penghidupan utama. Kalau kena tol bagaimana nanti," katanya.

Ia mengatakan, selama ini belum ada sosialisasi terkait lokasi tol secara pasti. Banyak warga lain yang menunggu kepastian. "Ada yang sampai tidak bisa tidur karena kepikiran," katanya.

Sejauh ini, dari kabar yang dia dengar lokasi akses keluar tol ada yang di sebelah selatan RS Hermina atau di utara rumah sakit. Jika memang lahan pertaniannya terkena dampak, dia hanya bisa pasrah.

"Ini turun temurun. Padahal sudah diwanti-wanti agar jangan pernah jual tanah," katanya.

Warga lainnya Yanto (52) mengungkapkan hal yang sama, karena selama ini dirinya juga menggantungkan hidup pada lahan yang rata-rata bisa menghasilkan satu kuintal gabah itu.

"Kalau petani tidak punya lahan ya bagaimana lagi?," katanya.

Ia mengatakan, jika memang lahannya terkena dampak, diharapkan ada ganti rugi yang setimpal sebagai lahan pengganti.

Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan (DP3) Kabupaten Sleman Rofiq Andriyanto belum bisa memastikan lahan pertanian yang terkena dampak proyek tol. Sebab hingga saat ini belum ada kejelasan titik mana saja yang terkena proyek tersebut.

"Kami belum bisa memastikan ada berapa hektar yang terkena. Kan hanya dikabarkan melawati kecamatan-kecamatan ini saja," katanya.

Menurut dia, jika memang nantinya pada lahan tersebut dibangun tol maka otomatis akan mengurangi luasan lahan sawah. "Tapi kami belum bisa memastikan, lokasi yang terdampak tol," katanya.

 
Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024