Panglima TNI-Kapolri gelar pertemuan tertutup dengan tokoh Papua

id Panglima TNI dan Kapolri gelar pertemuan tertutup dengan tomas-toga

Panglima TNI-Kapolri gelar pertemuan tertutup dengan tokoh Papua

Kapolri dan Panglima TNI foto bersama dengan sebagian besar tokoh agama dan masyarakat di Jayapura, Selasa malam (27/8). (ANTARA News Papua/Evarukdijati)

Jayapura (ANTARA) - Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto dan Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian dalam kunjungan kerjanya ke Jayapura, Selasa (27/8/) malam melakukan pertemuan tertutup dengan tokoh masyarakat dan tokoh agama.

Pertemuan tertutup yang diikuti sekitar 50 orang itu berlangsung dalam suasana kekeluargaan. Seusai pertemuan, Kapolri mengatakan, dalam pertemuan tersebut para tokoh agama memberikan saran agar tidak terjadi diskriminasi terhadap orang Papua.

Ia menjelaskan bahwa Undang-undang tentang Diskriminasi sudah ada sehingga bila ada yang melakukan sudah pasti akan dilakukan tindakan pelanggaran hukum, termasuk investigasi di Surabaya juga sudah dilakukan.

“Mahasiswa Papua yang bersekolah di luar diminta bisa menyesuaikan diri dengan budaya lokal setempat, seperti halnya yang masyarakat pendatang yang ada di Papua menghormati budaya setempat,” kata Jenderal Pol Tito Karnavian.

Dia mengatakan, dalam pertemuan itu juga ada yang menanyakan tentang penambahan personel di Manokwari dan Sorong, padahal personel yang dikerahkan ke wilayah Papua Barat untuk mengamankan pemilihan suara ulang (PSU) yang akan dilaksanakan di Pegunungan Arfak dan Sorong. "Kalau hanya untuk mengamankan aksi demo yang dilakukan cukup dengan pasukan organik yang ada," katanya.

Namun bila situasi sudah aman maka pasukan tersebut akan ditarik kembali, kata Tito Karnavian, seraya menjelaskan untuk kasus Nduga itu disebabkan adanya pembantaian terhadap 34 orang karyawan PT.Istaka Karya.

“Ada beberapa kasus yang terjadi di Nduga, namun tidak dilakukan penambahan personel, tapi  dengan terjadinya insiden pembantai terhadap karyawan yang sedang melakukan pembangunan jembatan maka pasukan ditambah untuk mengamankan dan melakukan penegakan hukum,” kata Kapolri.

Menyinggung tentang permintaan penarikan pasukan, Kapolri menegaskan hal itu bisa dilakukan bila ada tokoh yang kredibel yang menjamin keamanan di wilayah tersebut.

“Adakah yang bisa menjamin Egianus Kogoya dan kelompoknya tidak melakukan kekerasan?” kata Kapolri Jenderal TNI Tito Karnavian.

Kapolri dan Panglima TNI sebelum berkunjung ke Jayapura terlebih dahulu berkunjung ke Biak dan pada Rabu (28/8) ke Timika.

Dalam kunjungan kerjanya ke Papua, Kapolri dan Panglima TNI membawa tiga mantan petinggi, yaitu dua mantan kapolda, yakni Irjen Pol Paulus Waterpauw dan Irjen Pol Martuani Sormin serta Mayjen TNI George Supit, mantan Pangdam XVII Cenderawasih.