Paus Fransiskus: Penggundulan hutan harus dipandang sebagai ancaman

id Paus Fransiskus,Ancaman penggundulan hutan,Madagaskar

Paus Fransiskus: Penggundulan hutan harus dipandang sebagai ancaman

Paus Fransiskus memimpin Misa Paskah di St. Peter's Square, Vatikan, Minggu (21/4/2019). ANTARA FOTO/REUTERS/Yara Nardi/wsj.

Antananarivo (ANTARA) - Paus Fransiskus mengatakan pada Sabtu, penggundulan hutan yang cepat dan penurunan keanekaragaman hayati di negara-negara harus diperlakukan sebagai isu-isu tempatan karena mengancam masa depan seluruh planet.

Paus Fransiskus menyampaikan imbauannya saat mengunjungi Madagaskar, pulau terbesar keempat di dunia, yang dikatakan pusat-pusat kajian dan lembaga-lembaga bantuan telah kehilangan 44 persen dari hutannya selama 60 tahun belakangan, akibat ekspor kayu, antara lain jenis eboni, secara ilegal.

Paus memusatkan perhatian pada korupsi endemik, terkait dengan kemiskinan endemik dan juga pembalakan liar dan ekspor sumber-sumber alam.

Dalam sambutannya pada pertemuan dengan para pemimpin Madagaskar, ia mengatakan sebagian orang mengambil manfaat dari pembalakan hutan yang berlebihan, seraya menambahkan,"Kerusakan keanekaragaman hayati itu membahayakan masa depan negara dan bumi, rumah kita bersama."

Setelah kebakaran besar baru-baru ini di kawasan Amazon, Presiden Brazil Jair Bolsonaro menolak kecaman internasional mengenai kebijakannya untuk memperluas perladangan, dengan menyatakan hal itu merupakan isu domestik.

"Hutan terakhir terancam oleh kebakaran hutan, perburuan liar, penebangan hutan-hutan berharga yang tidak dibatasi. Tanaman dan keanekaragaman hayati hewan terancam oleh barang selundupan dan ekspor ilegal," kata Fransiskus.

Dalam sambutannya kepada Presiden Andry Rajoelina dan kabinetnya dia mengatakan, pekerjaan harus diciptakan untuk mereka yang terlibat dalam pekerjaan yang berbahaya bagi lingkungan, sehingga mereka tidak akan melihatnya sebagai satu-satunya alat untuk bertahan hidup.

Sumber: Reuters
Pewarta :
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024