Sleman (ANTARA) - Kepolisain Resor Sleman, Daerah Istimewa Yogakarta selama lebih sepekan melaksanakan Operasi Patuh Progo 2019 sedikitnya 11 ribu surat bukti pelanggaran (tilang).
"Jumlah pelanggaran peraturan lalu lintas masih cukup tinggi di Sleman," kata Kaur Binops (KBO) Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Sleman Iptu Riki Heriyanto di sela pelaksanaan Operasi Patuh 2019 di parkir utara Lapangan Denggung, Sleman, Rabu.
Menurut dia, banyaknya surat tilang yang dikeluarkan tersebut bukan merupakan prestasi.
"Ini bukan prestasi, karena berarti pelanggaran masih banyak terjadi, artinya tidak tertib," katanya.
Ia mengatakan, banyak pelanggaran yang kasat mata seperti tidak menggunakan helm pengaman, melanggar rambu, hingga kondisi motor tidak standar.
"Semua seperti itu langsung ditindak tegas dan diberikan tilang," katanya.
Belum lagi pengendara yang masih di bawah umur. Karena di bawah umur otomatis tidak memiliki KTP dan SIM.
"Pada Operasi Patuh Progo 2019 ini 45 persen dari data yang kami terima didominasi pengendara di bawah umur," katanya.
Riki mengatakan penindakan bagi pengendara di bawah umur merupakan prioritas utama. Selain menindak mereka yang melawan arus dan penggunaan lampu strobo.
"Yang kami tindak yaitu tujuh pelanggaran berkendara. Tapi prioritas utama tiga itu," katanya.
Selain masih ditemukannya pengendara di bawah umur, pengendara yang melawan arus lalu lintas juga masih banyak ditemukan.
"Pengendara melawan arus menjadi peringkat kedua pelanggaran di Operasi Patuh Progo. Oleh karenanya, operasi dilakukan secara mobile dan stasioner," katanya.
Ia mengatakan, selama operasi ada tiga ruas yang menjadi perhatian khusus. Yaitu ruas Jalan Tempel-Jombor, sipang tiga Gamping-simpang empat Kronggahan dan simpang tiga bandara-simpang tiga Prambanan.
Melihat banyaknya surat tilang yang diterbitkan, kata dia, tentunya akan ada evaluasi agar masyarakat bisa patuh dalam berkendara.
"Bukan hanya saat operasi saja masyarakat bisa patuh. Ke depan kami akan mempertajam sosialisasi ke masyarakat selain juga terus melakukan penegakan hukum," katanya.
Menurut dia, dua langkah tersebut akan efektif untuk membuat masyarakat taat aturan lalu lintas. Saat sudah taat, nantinya prosentase kecelakaan lalu lintas juga akan berkurang.
"Kalau pelanggaran turun, jumlah laka juga akan berkurang," katanya.
Kapolres Sleman AKBP Rizky Ferdiansyah mengatakan, pada operasi hari terakhir ini Polres Sleman juga turut menggandeng pelajar. Baik pelajar SMA dan SD, serta polisi keselamatan sekolah (PKS).
"Ini merupakan inovasi, kalau ada operasi itu tidak terkesan menyeramkan. Kalau bawa surat lengkap dan tertib saya yakin pengendara tidak takut," katanya.
Berita Lainnya
Polres Kulon Progo: Angka kecelakaan lalu lintas turun 26 persen
Rabu, 17 April 2024 18:57 Wib
680 pelanggar lalu lintras di Bantul terjaring Operasi Ketupat Progo
Rabu, 17 April 2024 15:51 Wib
Meningkat, lalin di tol luar Pulau Jawa meningkat
Minggu, 14 April 2024 14:16 Wib
Tol Japek laiukan rekayasa lawan arah
Sabtu, 13 April 2024 5:07 Wib
Polres Bantul memprediksi puncak arus balik pemudik Lebaran pada 15 April
Jumat, 12 April 2024 20:03 Wib
Meningkat, lalin tol Jabodetabek dan Jawa Barat
Jumat, 12 April 2024 15:02 Wib
Polres Kulon Progo memastikan aru lalu lintas Wates-Purworejo landai
Jumat, 12 April 2024 14:52 Wib
Arus balik Lebaran 2024, polisi terapkan ganjil-genap
Kamis, 11 April 2024 21:30 Wib