Gunung Kidul (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul di Daerah Istimewa Yogyakarta masih berupaya mengatasi kekeringan menggunakan dana sendiri, belum berencana menetapkan status darurat kekeringan, kondisi yang memungkinkan pemerintah kabupaten mendapat bantuan dana dari pemerintah pusat untuk mengatasi bencana.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunung Kidul Edy Basuki mengatakan bahwa BPBD masih memiliki cukup dana untuk menyediakan bantuan air bersih 400 tangki hingga akhir bulan.
"Memang dengan penetapan darurat kami bisa meminta bantuan ke pemerintah pusat atau dana belanja tak terduga dari pemkab, tapi dikarenakan armada yang dimiliki terbatas, maka kami bertahan dengan anggaran yang melekat di BPBD. Nanti setelah dananya akan habis status darurat baru akan ditetapkan," katanya di Gunung Kidul, Senin.
"Kami bertahan dulu dengan anggaran yang dimiliki. Selama ini pihak swasta juga banyak membantu," ia menambahkan.
Pada puncak musim kemarau tahun ini, kekeringan berdampak pada 135.696 warga 421 dusun di 78 desa yang tersebar di 14 kecamatan di Gunung Kidul.
"Hingga sekarang pemberian bantuan air juga terus dilakukan, baik yang melalui pemerintah maupun bantuan dari pihak ketiga," kata Edy.
BPBD, ia menjelaskan, berkoordinasi dengan aparat kecamatan, PDAM, dan pengurus Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) dalam mengatasi dampak kekeringan.
Selain itu, BPBD memantau informasi mengenai perkembangan cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika.
"Informasi dari BMKG ini akan dijadikan dasar dalam pengambilan kebijakan berkaitan dengan musibah kekeringan," katanya.
Di Dusun Gatak I, Kecamatan Tanjungsari, salah satu daerah yang menghadapi kekeringan, selama musim kemarau aliran air dari PDAM sering macet sehingga warga harus membeli air dengan harga Rp130.000 per tangki.
"Di sinii ada empat sambungan rumah dari PDAM yang dimanfaatkan untuk 101 kepala keluarga. Sayangnya aliran tidak lancar sehingga warga harus membeli agar kebutuhan air terpenuhi," kata Kepala Dusun Gatak I Edi Rusmanto.
Berita Lainnya
Ini penjelasan terkait mobil pribadi masuk kawasan wisata Bromo
Selasa, 23 April 2024 17:45 Wib
Alarm bencana bakal dipasang di Gunung Semeru, Lumajang, Jatim
Selasa, 23 April 2024 5:06 Wib
Masih mengandung gas belerang, udara sekitar Gunung Ruang, Sulut
Senin, 22 April 2024 20:55 Wib
Erupsi Gunung Ruang, Sulut, rusakkan 3.614 rumah-fasilitas publik
Senin, 22 April 2024 18:04 Wib
Status Gunung Ruang, Sulut, turun, skenario evakuasi warga tetap penting
Senin, 22 April 2024 14:10 Wib
Menurun, aktivitas erupsi Gunung Ruang, Sulut
Senin, 22 April 2024 8:29 Wib
Jatim tangani banjir lahar dingin Gunung Semeru, Lumajang
Minggu, 21 April 2024 20:33 Wib
PVMBG sudah mencabut peringatan bahaya tsunami erupsi Gunung Ruang, Sulut
Minggu, 21 April 2024 18:43 Wib