Warga tanam jagung di bekas galian drainase Jalan Supomo

id drainase, Jalan Supomo,galian,jagung

Warga tanam jagung di bekas galian drainase Jalan Supomo

Bekas galian proyek revitalisasi drainase Jalan Supomo di Yogyakarta yang dihentikan akibat tersangkut kasus dugaan suap yang kini ditangani KPK ditanami warga dengan jagung (Eka Arifa Rusqiyati)

Yogyakarta (ANTARA) - Warga menanam jagung di lokasi bekas galian proyek revitalisasi drainase Jalan Supomo di Kota Yogyakarta yang pengerjaannya terhenti akibat tersangkut kasus dugaan suap yang kini ditangani Komisi Pemberantasan Korupsi.

“Dari pada tiap hari berdebu dan hanya menyiram tanah saja, akan lebih baik ditanami sesuatu sehingga terlihat lebih hijau,” kata Barmadi salah satu warga di sekitar lokasi proyek drainase di Yogyakarta, Selasa.

Ia mengaku tidak sengaja menanam jagung di lokasi bekas galian drainase. Tanaman jagung tersebut tumbuh dengan sendirinya setelah ia memberi makan ayam-ayam peliharaannya dengan biji jagung.

“Ya sudah, saya tanami saja. Sekalian ditanam dengan rapi. Jadinya, lebih hijau dan tidak lagi banyak debu yang beterbangan,” katanya.

Tanaman jagung yang ditanam di bekas galian sepanjang sekitar 10 meter dengan lebar sekitar satu meter tersebut kini sudah mulai bertunas dengan tinggi sekitar 10 centimeter.

“Warga yang lewat juga ikut senang saat melintas di sekitar bekas galian ini karena ada tanaman yang tumbuh rapi. Banyak yang senyum. Bikin orang senyum itu tidak mudah,” katanya sambil tertawa.

Pria paruh baya tersebut sehari-hari berjualan bensin di Jalan Babaran. Akibat proyek drainase berhenti, ia pun kesulitan mencari nafkah apalagi di depan lokasi berjualannya ada galian. Jalan Babaran adalah salah satu ruas jalan yang masuk dalam proyek revitalisasi drainase Jalan Supomo.

Saat kasus dugaan suap proyek drainase tersebut mulai ditangani KPK, pekerjaan revitalisasi baru menyentuh Jalan Babaran saja. Sejumlah lokasi sudah digali dengan kedalaman sekitar dua meter untuk memasukkan box culvert sebagai dinding drainase.

Beberapa galian sampai saat ini masih dibiarkan terbuka dan hanya dibatasi menggunakan tali. “Tanaman jagung ini juga menjadi penanda bagi pengguna jalan saat melintas, bahwa masih ada bekas galian yang harus dihindari,” katanya.

Ia menyebut, aksinya menanam jagung tersebut bukan sebagai kritik bagi Pemerintah Kota Yogyakarta atas penanganan pekerjaan revitalisasi drainase karena warga juga berkeinginan agar pekerjaan tersebut bisa segera diselesaikan, apalagi sudah menjelang musim hujan.

“Kalau nanti pekerjaan kembali diteruskan dan tanaman jagung harus dicabut, ya silakan saja. Tetapi, saya berharap tanaman jagung ini tidak dicabut jika belum ada kepastian kelanjutan proyek,” katanya.

Sebelumnya, Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi mengatakan, pemerintah masih menunggu surat resmi dari KPK maupun dari Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) terkait keputusan mengenai proyek drainase tersebut.

“Kami pun ingin agar surat tersebut bisa turun secepatnya agar segera ada kepastian terhadap proyek drainase sehingga masyarakat tidak semakin dirugikan. Apakah bisa dilanjutkan dengan rekanan yang sama, dihentikan sama sekali, atau dilanjutkan dengan lelang ulang,” katanya.

Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024