Yogyakarta menggulirkan anggaran pembentukan Kube melalui APBD

id Kube, kelompok usaha bersama,warga miskin,perempuan,bantuan kube,anggota kube

Yogyakarta menggulirkan anggaran pembentukan Kube melalui APBD

Kurasi produk kuliner yang dihasilkan Kelompok Usaha Bersama (Kube) di Kota Yogyakarta untuk meningkatkan kualitas produk sehingga bisa dipasarkan lebih luas (Eka Arifa Rusqiyati) (Eka Arifa Rusqiyati/)

Yogyakarta (ANTARA) - Pemerintah Kota Yogyakarta menggulirkan dana melalui APBD 2019 untuk pembentukan kelompok usaha bersama bagi tiga kelompok pada tahun ini, dengan sasaran utama warga miskin dan perempuan rentan sosial.

“Melalui APBD Kota Yogyakarta akan dibentuk tiga kelompok usaha bersama (Kube), yaitu dua kelompok dari warga miskin dan satu kelompok dari perempuan rentan sosial,” kata Kepala Dinas Sosial Kota Yogyakarta Agus Sudrajat di Yogyakarta, Kamis.

Menurut dia, proses pembentukan Kube untuk tiga kelompok tersebut sudah memasuki tahap konsolidasi dan penyusunan proposal permohonan bantuan.

Setiap kelompok beranggotakan sekitar 10 orang dan akan memperoleh bantuan stimulan untuk kegiatan usaha ekonomi produktif sebesar Rp20 juta per kelompok.

“Anggota untuk tiap kelompok usaha bersama juga harus menjalani seleksi, salah satunya untuk mengetahui komitmen dari calon anggota kelompok. Warga yang berkomitmen tinggi, akan masuk sebagai anggota kelompok,” katanya.

Dengan demikian, anggota dalam satu kube tidak hanya berasal dari warga miskin atau perempuan yang berdomisili di kelurahan yang sama, tetapi bisa juga diisi oleh warga dari kelurahan lain.

Penggunaan dana bantuan, lanjut dia, juga dalam pemantauan pekerja sosial masyarakat (PSM) sehingga dana bantuan yang sudah disalurkan bisa dimanfaatkan secara optimal untuk mendukung peningkatan ekonomi dan kesejahteraan keluarga.

“Biasanya, Kube dibentuk melalui program Kementerian Sosial. Saat ini, Pemerintah Kota Yogyakarta juga menyalurkan anggaran untuk pembentukan Kube,” katanya.

Namun demikian, lanjut Agus, kube yang terbentuk di Kota Yogyakarta memiliki perbedaan dengan kube yang dibentuk di daerah lain.

“Biasanya, Kube menjalankan kegiatan usaha yang sama secara bersama-sama. Tetapi di Kota Yogyakarta, bisa saja anggota dalam tiap kelompok memiliki usaha ekonomi produktif yang berbeda-beda. Ada yang berjualan makanan, membuka warung atau untuk usaha tambal ban,” katanya.

Ia berharap, program kube dengan dukungan APBD Kota Yogyakarta tersebut dapat mendukung program Gandeng Gendong yang diinisiasi Pemerintah Kota Yogyakarta untuk mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan.

“Tentunya, warga miskin maupun perempuan rentan tersebut bisa berdaya secara ekonomi dan bisa mendukung pendapatan keluarga. Akhirnya, kesejahteraan keluarga pun meningkat,” katanya yang menyebut keanggotaan Kube lebih didominasi perempuan karena biasanya perempuan lebih ulet dan tangguh saat membuka usaha.

Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024