Anggota DPRD minta Pemkab Kulon Progo membuat program strategis atasi kekeringan

id kekeringan kulon progo,dprd kulon progo

Anggota DPRD minta Pemkab Kulon Progo membuat program strategis atasi kekeringan

Tim Tanggap darurat bencana Kabupaten Kulon Progo mendistribusikan air bersih di Kecamatan Girimulyo. (Foto ANTARA/Sutarmi)

Kulon Progo (ANTARA) - Anggota DPRD Kabupaten Kulon Progo Jeni Widiyatmoko meminta pemerintah kabupaten (pemkab) membuat program strategis untuk mengatasi masalah kekeringan yang setiap tahun datang.

Anggota Fraksi PKS DPRD Kabupaten Kulon Progo itu pada Jumat mengatakan bahwa masalah kekeringan setiap tahun melanda wilayah Kulon Progo seperti di Kecamatan Samigaluh, Kokap, Girimulyo, Kalibawang, Pengasih, Sentolo, dan Panjatan.

"Kekeringan yang berdampak ada krisis air menjadi fenomena setiap tahunnya dan setiap tahun berulang. Menurut kami, krisis air ini membutuhkan penanganan yang intensif supaya kejadian krisis air tidak terulang," kata Jeni.

Menurut dia, selama ini penanganan masalah kekeringan belum bagus, misalnya saja yang berkenaan dengan pemenuhan kebutuhan air bersih rumah tangga oleh Dinas Sosial dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).

Menurut data BPBD Kulon Progo, lebih dari 8.000 warga Kulon Progo kekurangan air pada musim kemarau tahun ini. Mereka tersebar di 33 desa di Kulon Progo.

Berdasarkan kebutuhan air bersih per orang per hari, kebutuhan air bersih untuk seluruh warga yang kesulitan air sebanyak 500 ribu liter. Dengan armada yang ada, BPBD dan Dinas Sosial belum bisa bekerja maksimal untuk memenuhi kebutuhan warga tersebut.

"Untuk itu, kami mendesak kepada Pemerintah Kabupaten Kulon Progo menangani kasus kekeringan ini secara serius, baik secara jangka pendek dan jangka panjang," kata Jeni.

Jeni mengaku sering mendapat keluhan dari warga, khususnya di daerah pemilihannya di Pengasih dan Kokap, mengenai lambatnya distribusi bantuan air bersih. Misalnya, warga mengirimkan proposal permohonan air bersih hari ini, baru satu minggu ke depan baru bantuan air untuk mereka dikirim.

"Menurut kami, armada yang dimiliki Dinsos, BPBD dan PMI sangat sedikit, sehingga menjadi kendala dalam dropping air. Kami berharap pemkab menambah armada distribusi air bersih," katanya.

Sementara itu, penyedia air bersih untuk warga di Desa Tuksono, Kecamatan Sentolo, Supreh, mengatakan bahwa permintaan air bersih warga Tuksono turun drastis lebih dari 50 persen pada musim kemarau ini karena ada program penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat (Pamsimas) yang dikelola oleh pemerintah Desa Tuksono.

Desa Tuksono punya tiga Pamsimas untuk memenuhi kebutuhan air warga.

"Setiap musim kemarau, permintaan air bersih setiap bulan bisa mencapai lebih dari 300 truk, tapi sekarang kurang dari 150 truk per bulan. Mungkin tahun depan sudah tidak ada yang beli air lagi, karena ada bantuan pembuatan Pamsismas lagi," kata Supreh.