Omzet Nglarisi Yogyakarta mencapai sekitar Rp1 miliar

id Nglarisi,omzet,jamuan,makan dan minum,Yogyakarta

Omzet Nglarisi Yogyakarta mencapai sekitar Rp1 miliar

Peluncuran menu Nglarisi yang bisa diakses melalui aplikasi Jogja Smart Service (JSS) (Eka Arifa Rusqiyati)

Yogyakarta (ANTARA) - Omzet Nglarisi atau pembelian jamuan makan minum dari kelompok usaha di masyarakat yang digerakkan melalui program Gandeng Gendong Pemerintah Kota Yogyakarta hingga September mencapai sekitar Rp1 miliar.

“Omzet penjualan jamuan makan dan minum terus bergerak dan akan kami upayakan optimalisasi di tiga bulan terakhir pada tahun anggaran 2019 sehingga sesuai target yang diharapkan,” kata Kepala Bagian Pengendalian dan Pembangunan Kota Yogyakarta Wahyu Handoyo di Yogyakarta, Senin.

Menurut Wahyu, Pemerintah Kota Yogyakarta menargetkan penyerapan anggaran sekitar 40 persen dari total anggaran jamuan makan dan minum yang dimiliki seluruh organisasi perangkat daerah di lingkungan birokrasi tersebut pada tahun ini.

Saat ini, lanjut dia, jumlah penyedia jasa jamuan makan dan minum untuk berbagai acara yang diselenggarakan Pemerintah Kota Yogyakarta juga semakin bertambah.

Hingga September, tercatat ada 148 kelompok usaha masyarakat dengan jumlah anggota sekitar 1.400 orang dan 379 anggota di antaranya berasal dari warga miskin yang masuk dalam program keluarga sasaran jaminan perlindungan sosial (KSJPS).

Baca juga: Balai Arkeologi Yogyakarta menggelar "Rumah Peradaban Situs Liyangan"

Jumlah kelompok yang terdaftar hingga September tersebut meningkat cukup banyak dibanding Agustus sebanyak 124 kelompok dengan omzet sekitar Rp538 juta.

Kelompok usaha di masyarakat yang berkeinginan menjadi penyedia jasa makan dan minum untuk berbagai kegiatan yang diselenggarakan Pemerintah Kota Yogyakarta dapat mendaftar, namun harus memenuhi syarat yaitu memiliki anggota dari warga miskin yang masuk dalam data KSJPS.

“Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sehingga salah satu syarat yang harus dipenuhi adalah keanggotaan dari warga miskin KSJPS,” katanya.

Sejak pertengahan 2019, pemesanan makanan dari program Nglarisi semakin mudah karena sudah bisa diakses melalui aplikasi Jogja Smart Service (JSS) meskipun sampai saat ini baru aparatur sipil negara (ASN) yang bisa mengakses Nglarisi.

Baca juga: Pemerintah Kota Yogyakarta tak selenggarakan Pasar Malam Sekatenan 2019

“Tentunya, kami akan meningkatkan layanan sehingga masyarakat umum pun bisa memesan makanan dan minuman melalui menu Nglarisi di JSS. Kami pun bisa memantau pergerakan nilai transaksi dari aplikasi tersebut,” katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi UKM Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Yogyakarta Lucy Irawati mengatakan, pembinaan terhadap kelompok usaha di masyarakat yang menyediakan makan dan minum untuk jamuan kegiatan terus dilakukan.

“Terkadang, masih saja ada keluhan bahwa makanan yang disajikan kurang menarik dan terlalu banyak. Kami akan lakukan pembinaan supaya makanan yang disajikan sesuai porsi, enak serta menarik,” katanya.

Pewarta :
Editor: Nusarina Yuliastuti
COPYRIGHT © ANTARA 2024