BMKG: Suhu udara panas di Yogyakarta masih berpotensi selama Oktober 2019

id BMKG,yogyakarta

BMKG: Suhu udara panas di Yogyakarta masih berpotensi selama Oktober 2019

Badan Meteorologi, Klimatlogi, dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta. (FOTO ANTARA)

Yogyakarta (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatlogi, dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta memprakirakan suhu panas masih berpotensi menyelimuti Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) hingga akhir Oktober 2019 karena posisi matahari masih dekat dengan daerah ini.

Potensi suhu panas di Bulan Oktober 2019 ini masih ada mengingat posisi matahari di Bulan Oktober masih dekat dengan wilayah kita, kata Kepala Kelompok Data dan Informasi Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta, Etik Setyaningrum melalui keterangan tertulis di Yogyakarta, Selasa.

Menurut Etik, berdasarkan pantauan rata-rata suhu udara di DIY dalam beberapa hari terakhir, suhu minimum di malam hingga pagi hari berkisar 22 hingga 24 derajat Celsius dan maksimum di siang hari mencapai 31 hingga 33 derajat Celsius.

Bahkan pantauan pada Senin (21/10) siang, suhu udara di DIY mencapai hingga 36 derajat Celsius.

Penyebab suhu cukup panas atau gerah, jelas Etik dikarenakan posisi gerak semu matahari saat ini masih berada di kisaran wilayah DIY yang berada di Selatan equator. "Oleh sebab itulah suhu udara terasa cukup panas," kata dia.

Selain posisi matahari, lanjut dia udara yang terasa gerah di malam hari juga dipicu adanya kandungan uap air (RH) yang cukup besar di udara. Kondisi ini menyebabkan adanya proses penguapan hingga pembentukan awan.

Dengan adanya tutupan awan ini maka radiasi balik bumi ke atmosfer tertahan oleh awan, sehingga tidak bisa keluar bebas ke angkasa tetapi dipantulkan kembali ke bumi. Sehingga suhu udara di bumi terasa lebih gerah.

Hal ini bisa menjadi pertanda bahwa wilayah DIY akan memasuki masa transisi dari musim kemarau ke musim hujan, kata Etik.
Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024