BNPB pamerkan produk karya warga terdampak bencana

id bnpb

BNPB pamerkan produk karya warga terdampak bencana

Stan BNPB yang memamerkan produk-produk hasil karya kelompok usaha warga terdampak bencana dalam pameran bertajuk Jogja Invite 2019 (ANTARA/HO-BNPB)

Yogyakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memamerkan produk-produk hasil karya dari kelompok usaha warga terdampak bencana dalam pameran bertajuk Jogja Invite 2019 di Sleman City Hall, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), 25-27 Oktober 2019.

"Kami membuka stan dalam pameran tersebut. Melalui pameran itu akses pemasaran produk warga terdampak bencana menjadi terbuka sehingga dapat berujung pada pemulihan ekonomi mereka," kata Kasubdit Pemulihan dan Peningkatan Ekonomi BNPB Makbul dalam keterangan tertulis, Jumat.

Menurut dia, BNPB berkomitmen untuk melakukan rehabilitasi dan rekonstruksi ekonomi masyarakat terdampak bencana. Salah satunya, dengan memberikan dukungan pemasaran bagi kelompok usaha yang terbentuk pascabencana, di antaranya melalui pameran.

"Kehadiran BNPB dalam Pameran Jogja Invite 2019 merupakan kegiatan yang keempat, setelah sebelumnya berpartisipasi dalam Festival Kopi dan Coklat di Bandung, Batam Indofest, dan Crafina Jakarta," katanya.

Ia mengemukakan, sejumlah produk yang dipamerkan di antaranya kain lurik Sukoharjo milik kelompok terdampak tanah longsor dan banjir 2018, batik Sukoharjo dari kelompok terdampak gempa bumi, kain ecoprint Magelang produksi kelompok terdampak bencana Merapi.

Selanjutnya kerajinan kulit Garut milik kelompok terdampak bencana banjir bandang, tenun Lombok produksi kelompok terdampak gempa bumi tahun 2018, serta kerajinan kulit kayu dan noken Sentani Jayapura dari kelompok terdampak banjir bandang cycloop dan banjir.

Selain produk kerajinan, kata dia, ada pula produk makanan ringan seperti Mocaf Cookies Sumedang milik kelompok terdampak bencana tanah longsor 2018, keripik singkong Amor Bangkalan Madura dari kelompok terdampak tanah longsor dan banjir bandang 2018.

Kemudian pia Minahasa produksi kelompok bencana tanah longsor dan banjir 2016 serta abon ikan Sorong milik kelompok terdampak bencana banjir bandang.

Selain itu juga dipamerkan produk unggulan hasil pendampingan BNPB berupa kopi dan teh seperti Kopi Abang dari Sajang Sembalun Gunung Rinjani, Kopi Arabica Baratas dari Banjarnegara, Kopi Cimbang dari Lingkar Gunung Sinabung Kabupaten Karo.

"Kemudian Lajukela Coffee lahan gambut di Kepulauan Meranti, Kopi Gangga Lombok Timur, Kopi Kepahiyang dari Kepahiang Bengkulu, Kopi Asli Garut, Jawa Barat, serta Teh Sepang Mitra Mapin dari Sumbawa Nusa Tenggara Barat," kata Makbul.

Kepala Seksi Peningkatan Ekonomi Kedeputian Rehabilitasi dan Rekonstruksi BNPB Aulia Ismi Savitri mengatakan program pemulihan ekonomi di kawasan terdampak bencana adalah program rutin tahunan BNPB yang dilaksanakan setahun usai rehabilitasi awal.

"Program itu digagas karena banyak warga terdampak bencana yang kehilangan pekerjaan atau usaha sehingga berdampak pada angka kemiskinan yang meningkat," katanya.

Dalam program itu, menurut dia, BNPB menggandeng perusahaan serta mengajak akademisi untuk memulihkan perekonomian kawasan terdampak bencana, di antaranya dengan membentuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

"Setelah UMKM terbentuk, BNPB akan mencarikan dana dan pelatihan serta membantu pemasaran produknya. Peningkatan perekonomian mereka penting dilakukan agar bisa kembali mandiri," kata Aulia.
Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024