KPHRI: Generasi milenial miliki bakat dan potensi luar biasa

id generasi milenial,kphri

KPHRI: Generasi milenial miliki bakat dan potensi luar biasa

Para pembicara dan panitia "ngobrol bareng dan berbagi ilmu tentang Talent Management for Millenials" (HO-Humas KPHRI)

Yogyakarta (ANTARA) - Generasi milenial memiliki talenta atau bakat, potensi, dan keterampilan yang luar biasa, sehingga perusahaan harus dapat mengelolanya dengan baik, kata Ketua Umum Komunitas Praktisi Human Resource Indonesia (KPHRI) Isnantyo Widodo.

"Jika perusahaan salah menangani sumber daya manusia milenial ini, perusahaan itu sulit untuk berkembang," katanya pada "ngobrol bareng dan berbagi ilmu tentang Talent Management for Millenials", di Yogyakarta, Selasa.

Ia mengatakan, banyak kalangan sadar bahwa mencari sumber daya manusia (SDM) untuk perusahaan itu tidak gampang, sehingga dalam diskusi ini ingin mengetahui dan bagaimana mengelola SDM yang sudah ada, khususnya dari generasi milenial.

Begitu juga dalam dunia pendidikan, dosen maupun pengajar harus mampu membuat nyaman dalam metode belajar, baik di ruangan maupun luar ruang.

"Tidak ada anak muda milenial mau kerja di level bawah. Ini menjadi salah satu upaya agar perusahaan tidak salah dalam memperlakukan karyawan," kata Isnantyo.

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi DIY Andung Prihadi Santoso saat membuka acara yang dihelat KPHRI ini, mengatakan paradigma anak muda milenial juga berbeda dengan generasi sebelumnya.

"Untuk itu, perusahaan juga harus mengubah pola terbaru untuk keluar dari pola yang dinilai sudah usang," katanya.

Menurut dia, ada yang menilai generasi milenial tidak loyal pada perusahaan. Hal itu terlihat dari masa kerja yang pendek pada generasi muda milenial.

"Generasi milenial kadang hanya 2 atau 3 tahun kerja di perusahaan, sudah pindah ke tempat lain. Kalau generasi dulu, sampai pensiun," katanya.

Andung mengatakan Pemerintah Daerah (Pemda) DIY mengapresiasi kegiatan ini, dan diharapkan ada rekomendasi untuk Pemda DIY dari diskusi ini.

"Kami memandang acara ini sangat strategis dan relevan dengan kondisi sekarang, karena membicarakan bagaimana mengelola tenaga SDM era milenial," katanya.

Diskusi ini, kata dia, membicarakan bagaimana mengelola generasi milenial agar optimal bekerja, cara mendekati mereka, dan harus diakui sekarang sampai 15 tahun ke depan staf-staf akan berganti dengan generasi milenial kelahiran 2000 ke atas.

Andung mengatakan harus ada pendekatan yang sangat berbeda dengan era dulu. Diskusi ini menjadi sangat penting karena yang berbicara para praktisi dan akademisi yang menguasai permasalahan terkait milenial.

"Saya berharap nanti ada rekomendasi untuk kami, sehingga kami bisa mengolah kebijakan yang sesuai dengan perkembangan zaman dan sifat milenial mereka," kata Andung.

Guru Besar UGM, Konsultan, dan Trainer Prof Djamaludin Ancok mengatakan kenyamanan yang diberikan perusahaan membuat generasi milenial lebih betah berada di perusahaan atau sebuah organisasi.

"Jika perusahaan mampu memberikan kenyamanan pada generasi milenial, maka mereka akan betah bekerja di perusahaan tersebut," katanya.

Human Capital Director Maybank Irvandi Ferizal mengatakan saat ini generasi terbesar di dunia kerja adalah generasi milenial. Mereka mengharapkan berbagai tantangan dan peluang untuk tumbuh, memajukan karir yang lebih cemerlang.

Menurut dia, perubahan demografi membuat anak muda mengambil peran untuk kepemimpinan perusahaan. 

"Dulu semua manual, belum ada internet. Sekarang begitu cepat, sehingga terkadang ada 'gap' di perusahaan. Generasi lebih tua kaget menghadapi generasi milenial," katanya.

Diskusi yang dihadiri pelaku bisnis, akademisi, dan kaum milenial ini dipandu oleh Dosen Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Yustina Erti Pravitasmara Dewi.
 
Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024