BPBD Kulon Progo menyiapkan masyarakat hadapi potensi bencana alam

id Potensi bencana,BPBD Kulon Progo,Kulon Progo

BPBD Kulon Progo menyiapkan masyarakat hadapi potensi bencana alam

Kepala Pelaksana BPBD Kulon Progo Ariadi. (ANTARA/Sutarmi)

Kulon Progo (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta menyiapkan masyarakat di kawasan Bukit Menoreh menghadapi potensi bencana alam, berupa tanah longsor, terutama saat musim hujan mendatang.

Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kulon Progo Hepy Eko Nugraha di Kulon Progo, Kamis, mengatakan ada lima kecamatan yang setiap tahun terjadi tanah longsor, yakni Kokap, Girimulyo, Samigaluh, Kalibawang, dan sebagian Pengasih.

"Kecamatan tersebut berada di kawasan Bukit Menoreh. Kami mengimbau masyarakat bisa mandiri dalam mempersiapkan ancaman longsor lewat desa tangguh bencana (destana)," kata dia.

Di lima kecamatan itu, BPBD Kulon Progo telah membentuk 21 desa tangguh bencana, dengan rincian tujuh desa di Samigaluh, empat di Kalibawang, lima di Kokap, empat di Girimulyo, dan satu di Pengasih.

Adanya destana, katanya, relokasi bukan fokus BPBD dalam menangani ancaman longsor, melainkan fokus pada pemberian edukasi dan pendampingan.

"Melalui destana, kami memberikan edukasi warga untuk bisa mengenali ancaman bencana longsor serta membuat program sendiri mengenai penanganannya," katanya.

Hepy Eko mengatakan di Kabupaten Kulon Progo juga terdapat 66 desa potensi bencana, tapi tidak semua ditetapkan sebagai desa tangguh bencana. Desa tersebut cukup diberikan sosialisasi kesiapsiagaan menghadapi bencana.

Selain itu, BPBD menetapkan 10 desa rawan potensi tsunami, di antaranya Jangkaran, Sindutan, Palihan, Glagah, Karangwuni, Bugel, dan Banaran.

Terkait dengan kesiapsiagaan BPBD Kulon Progo menghadapi ancaman bencana alam, pihaknya mengecek lokasi-lokasi yang potensi terjadi bencana, baik tanah longsor, pohon tumbang, maupun banjir.

"Kami terus melakukan pemantauan dan pengecekan di lokasi. Setelah itu, data dari lapangan kami gunakan untuk bahan pemetaan dan kebijakan penanganan bila terjadi bencana," kata dia

Kepala Pelaksana BPBD Kulon Progo Ariadi mengatakan berdasarkan peta potensi bencana di wilayah Kulon Progo, ada dua potensi bencana yang bisa terjadi saat musim hujan, yakni banjir dan tanah longsor.

Banjir dimungkinkan terjadi di wilayah Kulon Progo sisi selatan, yakni Kecamatan Galur, Panjatan, Wates, dan Temon, sedangkan tanah longsor di Kecamatan Samigaluh, Girimulyo, Kalibawang, Kokap, dan Pengasih.

Ia memastikan SDM siaga selama 24 jam, sedangkan peralatan siap dipergunakan saat terjadi bencana.

"Kami sudah membekali personel guna makin menyiapkan diri saat diperlukan dalam penanganan bencana. Selain itu, semua peralatan pendukung telah dipersiapkan jika sewaktu-waktu harus digunakan," katanya.