Gunung Kidul distribusikan alsintan dukung percepatan pengolahan tanah

id Alsintan,Gunung Kidul

Gunung Kidul distribusikan alsintan dukung percepatan pengolahan tanah

Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mendistribusikan bantuan alat pertanian kepada kelompok tani untuk mendukung percepatan pengolahan lahan masa musim hujan ini. (Foto ANTARA/Sutarmi)

Gunung Kidul (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mendistribusikan bantuan alat pertanian kepada kelompok tani untuk mendukung percepatan pengolahan lahan menjelang musim hujan.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Gunung Kidul Bambang Wisnu Broto di Gunung Kidul, Kamis, mengatakan bantuan alat mesin pertanian (alsintan) terdiri atas traktor tangan, pompa air, alat penyemprot dengan tangan, pady mower, pemipil jagung, power thraser dan traktor.

"Bantuan ini bertujuan untuk percepatan pengolahan tanah dan mengantisipasi kekurangan tenaga kerja sektor pertanian," kata Bambang.

Selain itu, Pemkab Gunung Kidul juga memberikan bantuan berupa rehabilitasi jaringan irigasi tersier padi sepanjang 400 hektare yang telah terealisasi.

"Kami berharap dengan rehabilitasi jaringan irigasi dapat menampung air secara maksimal, sehingga tidak mengganggu masa tanam," katanya.

Memasuki musim pancaroba ini, sambung Bambang, para petani sudah melakukan tabur benih atau lebih dikenal oleh warga sekitar ngawu-awu.

Menurutnya, ngawu-awu sudah menjadi kebiasaan para petani di Kabupaten Gunung Kidul, agar saat musim hujan datang para petani tinggal menunggu tanamannya tumbuh.

"Sistem ngawu-awu cenderung aman karena benih berada di dalam tanah memang risikonya kalau benih itu dimakan oleh hama atau hewan seperti tikus, burung atau ayam," katanya.

Selain itu ancaman lainnya adalah jika hujan turunnya tidak berkelanjutan maka benih juga bisa mati.

"Kalau hujan hanya turun satu kali dan tidak turun lagi dalam waktu yang lama maka bisa dipastikan ngawu-awu akan gagal untuk itu kami mengimbau kepada petani untuk ngawu-awu saat mendekati musim hujan," katanya.

Pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan Badan Metreologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) terkait dengan perkiraan hujan datang yang diprediksi pada pekan ketiga November 2019.

Seorang petani di Kecamatan Patuk Ratno Wiyatno mengatakan di daerahnya tidak melakukan sistem ngawu-awu, karena adanya perbedaan jenis tanah dan ketersediaan air.

"Kami tidak melalukan ngawu-awu. Pengolahan lahan dilakukan saat kondisi tanah benar-benar sudah terkena air hujan dengan cukup banyak. Kondisi tanah di Patuk berbeda dengan daerah lainnya di Gunung Kidul," katanya.