Legislator sebut Dispar Kulon Progo tak miliki konsep kembangkan Kamijoro

id Bendung Kamijoro,DPRD Kulon Progo

Legislator sebut Dispar Kulon Progo tak miliki konsep kembangkan Kamijoro

Ketua Komisi IV DPRD Kulon Progo Istana (Foto ANTARA/Sutarmi)

Kulon Progo (ANTARA) - Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, Istana, menilai Dinas Pariwisata setempat tidak memiliki konsep mengembangkan potensi objek wisata Taman  Bendung Kamijoro.

"Dinas Pariwisata Kulon Progo harus hadir dan lebih proaktif. Kami melihat Dinas Pariwisata tidak mempunyai konsep. Jangan hanya pintar presentasi dan buat program, tapi tidak pernah mengimplementasikan di lapangan," kata Istana, di Kulon Progo, Minggu.

Ia mengatakan Taman Bendung Kamijoro merupakan objek wisata baru yang muncul dari pembangunan Bendung Kamijoro, tetapi tidak boleh dibiarkan tumbuh tanpa konsep. Mestinya, Dispar segera koordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umun, Perumahan, dan Kawasan Permukiman (DPUPKP), Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO), Dinas Kebudayaan, dan dinas terkait lainya.

Ia berharap Bendung Kamijoro yang masih utuh seperti itu terkonsep pembangunannya. Untuk pengembangan dibutuhkan rencana induk dan rencana detail teknis agar program pengembangannya saling mendukung antara kepentingan pembangunan Bendung Kamijoro dengan pengembangan pariwisata.

"Dinas dan lembaga terkait bersama pemdes (BUMDes dan Pengelola) segera duduk bersama membuat rencana induk Taman Bendung Kamijoro agar pengembangannya terintegrasi, holistik tidak tumpang tindih mengingat fungsi dan manfaat bendungan adalah yang utama,  sedangkan pengembangan destinasi wisata bersifat menyesuaikan," kata Istana.

Ia mengatakan berdasarkan informasi dari pengelola Bendung Kamijoro tidak ada pembinaan dari Dispar. Selain sekedar pelatihan, tapi tidak ada fasilitasi. Kepada kelompok oengelola setempat segera berkonsolidasii membentuk organisasi formal, beregister, dan memperlengkapi diri dengan pengetahuan dan profesionalisme pengelolaan wisata, inovatif dan  progresif. 

Keberadaan Bendung Kamijoro sudah terkenal secara umum melalui media sosial. Tapi di lapangan kondisi Bendung Kamijoro sangat memprihatinkan. Kondisi saat ini, tidak ditemukan taman sama sekali, lokasi  kering panas dan gersan. Kemudian lokasi wisata belum tertata, terkesan kumuh, fasilitas umum dasar berupa toilet, tempat sampah dan tempat istirahat kurang.

Selanjutnya, tidak ada rambu rambu petunjuk arah, dan rambu rambu (bahaya) bagi  keselamatan pengunjung. Lokasi sangat strtaegis, didukung potensi desa budaya, pengelola lokal sudah bekerja keras namun SDM dan jejaring terbatas. 

"Kami minta perkuat konsep destinasi wisata Bendung Kamijoro dengan materi dan visi edukasi budaya, harapannya pengunjung pulang membawa ilmu pengerahuan sekaligus  menajalankan misi dalam  mendukung implementasi Undang-Undang Nomoe 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan DIY,  jangan hanya sekedar jadi  wisata selfi," harapnya.

Penasihat Karang Tanura Dusun Kaliwiru Sugeng Lono Raharjo di Kulon Progo, Senin, mengatakan Bendungan Kamijoro dibangun oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak sejak Desember 2016.

Awalnya, Bendungan Kamijoro ini ditargetkan selesai pada akhir 2019, namun sejak pertengahan Januari 2019, proyek tersebut sudah selesai dibangun. Proyek ini nilainya di atas Rp217 miliar.
  
Bendungan Kamijoro dibangun untuk memenuhi kebutuhan air irigasi di Kecamatan Sanden dan Pandak Kabupaten Bantul, dan sumber air PAM untuk mensuplai kebutuhan air bersih Bandara NYIA.

Lono mengatakan awalnya Taman Bendung Kamijoro ini merupakalan lahan rumput milik warga seluas 7 hektare. Ia berharap setelah Bendungan Kamijoro setelah diserahterimakan ke pemerintah daerah, taman Bendungan Kamijoro  dikelola masyarakat.

"Kami berharap nanti  Taman Bendung Kamijoro dikelola olah masyarakat sebagai tempat wisata untuk  meningkatkan ekonomi masyarakat di sekitar bendungan," harapnya.