Empat pasang pengantin nikah unik berkostum pahlawan nasional di Yogyakarta

id Nikah bareng

Empat pasang pengantin nikah unik berkostum pahlawan nasional di Yogyakarta

Salah satu pasang penganten peserta Nikah Bareng kostum pahlawan nasional (Foto ANTARA/Hery Sidik)

Yogyakarta (ANTARA) - Empat pasang penganten dari berbagai daerah di Daerah Istimewa Yogyakarta dan luar daerah melangsungkan pernikahan unik bertajuk 'Nikah Bareng' dengan kostum pahlawan nasional di sebuah hotel di Jalan Laksda Adisutjipto Kilometer 8 Kabupaten Sleman, DIY, Minggu.

"Nikah bareng dalam rangka Hari Pahlawan ini untuk menumbuhkan semangat kecintaan terhadap NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) dan penanaman spirit para pahlawan terhadap para penganten," kata Ketua Golek Garwo dan Nikah Bareng Nasional Ryan Budi Nuryanto di sela kegiatan nikah bareng di Yogyakarta.

Empat pasang penganten itu adalah Harmono (60), Duda asal Mantrijeron Yogyakarta dengan Ani Khandari (53), perawan warga Mantrijeron dengan kostum proklamator Soekarno - Fatmawati. Kemudian Wasdiyanto (34), duda warga Playen, Gunung Kidul dengan Dwi Wijayanti (26), janda warga Umbulharjo Yogyakarta dengan kostum Pangeran Diponegoro – Nyi Ageng Serang.



Selanjutnya Siswanto (30) jejaka warga Banguntapan, Bantul dengan Thirdyah Desiarimbi (45) janda warga Kotagede Yogyakarta dengan kostum Jenderal Soedirman – RA. Kartini, serta Dede Hidayat Kurniawan (27) asal Lampung Tengah dengan Okeu Andriani (28), perawan warga Bogor Jawa Barat dengan kostum Teuku Umar – Cut Nyak Dhien.

"Prosesi diawali dengan kirab manten dengan dua gadis kecil bersama ibu perias diikuti empat pasang manten dengan kostum para pahlawan Nasional. Sebelumnya acara dibuka dengan lagu Indonesia Raya dan mengheningkan cipta untuk mengenang jasa para Pahlawan Bangsa," katanya.

Dia berharap, dengan pernikahan unik tersebut dapat tertanam rasa kebangsaan sekaligus penanaman nilai-nilai Pancasila yang diimplementasikan, diamalkan dan dipraktekkan langsung dalam kehidupan sehari–hari.

"Makna nilai kepahlawanan sebagai sikap dan perilaku masyarakat dikaitkan dengan peringatan Hari Pahlawan pada upaya membantu dan memecahkan berbagai masalah sosial bangsa dan cara mendayagunakan peran aktif masyarakat secara luas, terorganisir dan berkelanjutan," katanya.



Dengan demikian, kata dia, harapannya dapat memberikan sumbangsih yang nyata dalam rangka mewujudkan Indonesia maju melalui ajang pencarian jodoh (golek garwo) dan pernikahan (nikah bareng) ini.

Dia juga menjelaskan, pembentukan keluarga sakinah sejahtera tersebut tidaklah instan, karena itu perlu adanya proses yang panjang salah satunya dengan ajang pencarian jodoh yang delapan tahun ini rutin digelar terbuka umum dan gratis.

"Alhamdulillah berkat doa restu dukungan media dan masyarakat tahun ini sudah berhasil mencetak 8.000 pasangan sejak tahun 2011 dan nikah bareng yang ke-50 kali," katanya.

Ryan menjelaskan, tujuan dari kegiatan Golek Garwo dan Nikah Bareng ini adalah untuk memfasilitasi para jomblo di Indonesia untuk mendapatkan pasangan demi terwujudnya pasangan sakinah sejahtera membawa keberkahan untuk Indonesia sesuai dengan tata kehidupan masyarakat ber-Pancasila.

"Dengan perbedaan yang ada ini sebagai perekat persatuan bangsa untuk bersatu membangun bangsa, memajukan ekonomi Indonesia, dan mewujudkan Indonesia yang adil dan makmur. Sehingga Golek Garwo dan Nikah Bareng ini membawa misi sosial, religi, budaya, dan nasionalisme sekaligus destinasi wisata," katanya.