Kulon Progo (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, terus melakukan berbagai upaya menekan kasus kekerdilan di wilayah itu yang kini mencapai 14,31 persen atau sekitar 3.157 anak.
Asisten Sekretaris Daerah Bidang Pemerintahan dan Kesra Kabupaten Kulon Progo Jumanto di Kulon Progo, Senin, mengatakan Kabupaten Kulon Progo masih tergolong menjadi daerah miskin, angka kesehatan jiwanya paling tinggi nomor tiga se-DIY setelah Gunung Kidul dan Bantul.
"Kulon Progo masih termasuk daerah yang tinggi angka 'stunting'-nya. Meskipun demikian perlahan angka 'stunting'-nya sudah mulai berkurang dengan adanya posyandu," kata dia.
Ia mengatakan kekerdilan adalah masalah yang kompleks yang terkait dengan kemiskinan, kelaparan dan kurang gizi, kesehatan ibu dan anak, penyakit, pendidikan, kondisi lingkungan dan sanitasi, serta keamanan pangan dan gizi.
Di Kulon Progo, angka kekerdilan masih di bawah indeks nasional. Oleh karena itu, dengan adanya monitoring dan evaluasi tersebut, jumlah kekerdilan bisa menurun.
"Kami menargetkan 2030, jumlah 'stunting' di Kabupaten Kulon Progo bisa nol," katanya.
Peneliti Pengembangan Fortifikasi Pangan Indonesia Soekirman mengatakan indikator kekerdilan sebenarnya sukar dihitung, tetapi ada indikator pasti untuk mengukurnya, antara lain adanya posyandu yang aktif dan inovatif untuk mengurangi angka kekerdilan.
Meskipun demikian, ada beberapa hal yang perlu digarisbawahi seperti pemberian tablet tambah darah untuk remaja putri dan sosialisasi kesehatan reproduksi bagi remaja serta larangan merokok di lingkungan rumah
“Ada beberapa hal yang menjadi indikator 'stunting', antara lain adanya posyandu. Saya senang di Kabupaten Kulon Progo ini posyandunya sudah aktif dan inovatif, dengan demikian seharusnya angka 'stunting' di Kabupaten Kulon Progo bisa menurun," katanya.
Ia mengatakan upaya mengatasi kekerdilan harus didukung dengan faktor lainnya, seperti pemberian tablet tambah darah untuk remaja putri dan sosialisasi kesehatan reproduksi bagi remaja yang merupakan peran aktif dari puskesmas, dan harus membatasi paparan asap rokok.
"Saat ini larangan merokok hanya di tempat umum padahal seharusnya larangan juga dicanangkan di dalam rumah," kata Soekirman.
Berita Lainnya
Kulon Progo gelar pameran ekraf di Plaza Kuliner Glagah
Jumat, 19 April 2024 20:21 Wib
KPU Kulon Progo petakan lokasi pengurangan TPS Pilkada 2024
Jumat, 19 April 2024 16:03 Wib
AP I: Penumpang selama Posko Lebaran 2024 di YIA sebanyak 239.684 orang
Jumat, 19 April 2024 14:02 Wib
KPU Kulon Progo menetapkan syarat dukungan perseorangan 29.329 pemilih
Jumat, 19 April 2024 10:18 Wib
Disnakertrans Kulon Progo melaksanakan padat karya di 49 lokasi
Kamis, 18 April 2024 17:53 Wib
Tanaman padi seluas 570 hektare di Kulon Progo diasuransikan
Kamis, 18 April 2024 14:43 Wib
Polres Kulon Progo: Angka kecelakaan lalu lintas turun 26 persen
Rabu, 17 April 2024 18:57 Wib
Bawaslu Kulon Progo siap mengawasi tahapan Pilkada 2024
Rabu, 17 April 2024 10:16 Wib