Disdik Sleman memantau pelaksanaan Gerakan Sekolah Menyenangkan

id Gerakan sekolah menyenangkan,Sekda Sleman,Disdik Sleman

Disdik Sleman memantau pelaksanaan Gerakan Sekolah Menyenangkan

Kegiatan "teleconference" pemantauan Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman. ANTARA/HO/ Humas Sleman

Sleman (ANTARA) - Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta melakukan pemantauan pelaksanaan Gerakan Sekolah Menyenangkan melalui 'teleconference" di Smart Room, Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sleman, Kamis.

Pemantauan ini dipimpin langsung Sekretaris Daerah Kabupaten Sleman Sumadi dan Wakil Ketua Komisi D DPRD Raudi Akmal beserta Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman Sri Wantini beserta pejabat di lingkup Pemkab Sleman.

Kepala Disdik Kabupaten Sleman Sri Wantini mengatakan bahwa pantauan ini dilaksanakan untuk mengetahui secara langsung pelaksanaan Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) di Kabupaten Sleman.

"GSM merupakan transformasi proses belajar mengajar seperti lingkungan yang memberi ruang pengembangan fisik dan emosi, cara mengajar guru, kenyamanan sekolah serta pengembangan karakter," katanya.

Menurut dia, saat ini di Kabupaten Sleman terdapat 25 sekolah model GSM yang terdiri dari 17 SD dan delapan SMP.

Ada delapan sekolah yang dipantau melalui 'teleconference' ini, yaitu SDN Karangmloko 2 Ngaglik, SDN Banyurejo 2 Tempel, SDN Karangnongko 1 Kalasan, SDN Turi 3, SDN Purworejo Pakem, SMPN 2 Sleman, SMPN 2 Godean dan SMPN 4 Prambanan.

"Kegiatan ini dilaksanakan sebagai strategi percepatan perwujudan pendidikan berkualitas di Kabupaten Sleman," katanya.

Sekda Kabupaten Sleman Sumadi mengatakan bahwa GSM merupakan salah satu upaya Pemkab Sleman untuk meningkatkan mutu pendidikan. Tujuan GSM yaitu menyiapkan lingkungan sekolah agar proses pendidikan berjalan menyenangkan.

"Kalau anak-anak datang ke sekolah dengan perasaan senang, diharapkan potensi-potensi yang ada pada anak baik pendidikan karakter, integritas, minat bakat, aspek komunikasi, relasi dan lainnya dapat muncul dan dikembangkan di sekolah," katanya.

Sumadi menjelaskan bahwa GSM di Kabupaten Sleman saat ini memasuki tahap ujicoba. Jika berhasil, gerakan ini akan diterapkan di seluruh sekolah yang ada di Kabupaten Sleman.

"Dengan GSM, siswa datang sekolah bukan karena keterpaksaan. Tapi karena mereka sudah merasa senang untuk ke sekolah. Program ini melibatkan peran guru, siswa aktif dan juga peran orang tua," katanya.

 
Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024